JAKARTA – I Wayan Merta Anggara, salah satu netijen yang ikut berkomentar di laman tersebut mengutarakan permintaannya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Profil I Wayan yang memakai baju setelan jas lengkap dengan dasi tersebut mengatakan bahwa saat ini di kampung halamannya yang berada di Desa Rama Indra, Kecamatan Seputih Raman, Lampung Tengah harga gabah tengah turun hingga mencapai Rp3.600 per kilogram.
Saya anak petani . Harga gabah cuma 3.600 per kilo , lebih murah gabah . Dari pada dedak yang sampai 4.500 per kilo . Saya berharap tidak ada kepalsuan pak dari pernyataan ini . ??? Semoga pak presiden sehat selalu,” tulisnya.
Baca: Presiden Jokowi Gamang Soal Impor Beras 2021
Komentar I Wayan ini pun langsung mendapat jawaban dari netijen lain. Kang Cecep, salah satu netijen lain di Youtube menilai sosok I Wayan sebagai petani yang kurang cerdas.
“Jika anda anak petani harusnya anda cerdas, cari informasi di internet dan relasi lainnya, Jika harga gabah murah dikota A, maka anda mencari tahu harga beras beras dikota lainnya, jika dikota B harga beras bagus maka gabah ditempat anda itu digiling dijadikan beras dan dijual dikota B, Jangan pasrah,” tulis Kang Cecep.
I Wayan tak diam dan langsung menjawabnya dengan tegas sembari mengatakan bila ide tersebut hanya akan menambah kerugian bagi keluarganya karena harus menanggung biaya operasional tambahan.
“Gak sesimpel itu kota A dan kota B . Kalok gabah di jemur dan di giling jadi beras . Nambah biaya tambahan sedangkan harga beras 10.000 belum biaya jemur , biaya giling . Di desa saya petani panen jual gabah ke agen dengan harga 3.600 jika tidak percaya . Datang ke desa saya . Kampung rama indra kecamatan seputih raman lampung tengah , disini masih panen raya . Dengan harga gabah 3700-3600.,” balas I Wayan.
Jawaban I Wayan ini ternyata tak membuat Kang Cecep puas. Ia pun kembali menuliskan komentarnya di kolom lanjutan.
“ @I Wayan Merta Anggara anda kan anak muda, jadi bisa lebih kreatif dr pd yang lebih tua, Misal anda buat kelompok tani perkumpulan tani, itu kalau kelompok tani bersatu kan kuat nah jadi anda punya suara kuat untuk memilih juragan atau tengkulak yang berani membayar dengan harga tinggi begitu,, Memang tidak sesimpel itu, tap harus dicoba dan usaha jangan pasrah, kalau perlu dijual ke tengkulak Jawa,” katanya lagi.
Dan inilah jawaban dari I Wayan;
“@kang cecep waduh boss di sini kelompok tani ada banyak. Anak muda sudah berusaha tp apa alam tidak bersahabat dengan hama segala macam belum pupuk , skrng harga anjok . Saya tidak menyalahkan kebijakan atau apa apa . Tp tolong perhatikan petani. Semoga COVID -19 Segera hilang,” kata I Wayan.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Faizal Anwar mengatakan bila harga gabah kualitas kering panen di tingkat petani di Lampung turun 5,56 persen dari Rp4.850 per kilogram.
“Dengan kualitas yang sama, harga gabah di tingkat penggilingan juga mengalami penurunan sebesar 5,5 persen dari Rp4.947 per kg,” ujarnya sebagaimana dirilis dalam Inews.