PALESTINA – Rumah Sakit Indonesia yang berada di bagian utara Jalur Gaza, Palestina, dituduh menampung kelompok militan Hamas.
Hal tersebut dilontarkan oleh kepala juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, pada Minggu (5/11).
Sambil menunjukkan sejumlah foto, video, dan rekaman suara yang menurutnya membuktikan klaimnya, Hagari menyebut Hamas menggunakan beberapa rumah sakit di Gaza, termasuk Rumah Sakit Indonesia, sebagai perisai dari serangan Israel.
“Hamas secara sistematis mengeksploitasi rumah sakit-rumah sakit sebagai bagian dari mesin perangnya,” tuturnya, dikutip dari Reuters.
“Mereka (Hamas) tahu secara pasti jika Israel melakukan serangan balasan ke sana, maka akan mengenai rumah sakit.
“Hamas mengambil bahan bakar dari rumah sakit dan menimbunnya di bawahnya,” tambahnya.
Selain Rumah Sakit Indonesia, Hagari juga menuduh Rumah Sakit al-Shifa dan Rumah Sakit Sheikh Hamad menyembunyikan markas Hamas di bawah tanah.
Tuduhan-tuduhan tersebut langsung dibantah oleh Hamas, yang kemudian menuding balik Israel telah menyebarkan kebohongan.
Demikian juga pengelola Rumah Sakit Indonesia di Gaza, yang mengatakan fasilitas tersebut dibangun secara profesional sesuai kebutuhan masyarakat.
“Kami membantah. Bahwa kita dalam membangun rumah sakit ini dalam konteks yang benar-benar profesional yaitu sesuai dengan kebutuhan masyarakat Gaza, baik saat itu maupun saat ini,” kata Ketua Presidium Mer-C Indonesia Sarbini Abdul Murad, Senin (6/11).
“Oleh sebab itu, apa yang dituduhkan oleh Israel bisa jadi merupakan satu prakondisi (dalih) untuk Israel melakukan serangan ke RS Indonesia yang ada di Gaza,” tambahnya.
Rumah Sakit Indonesia saat ini merupakan satu-satunya rumah sakit yang beroperasi di utara Gaza.
Akan tetapi, dengan gempuran serangan terus-menerus dari Israel, ditambah dengan pasokan medis dan bahan bakar yang menipis, rumah sakit tersebut dilaporkan kesulitan merawat para korban yang terus berdatangan.