ISRAEL – Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengeluarkan seruan yang meminta dimungkinkannya umat Yahudi menyerbu Masjid Al-Aqsa pada hari-hari terakhir bulan Ramadan.
Seruan itu dilaporkan media swasta Israel Channel 13 pada Minggu (17/3) waktu setempat, demikian diberitakan Jordan News, Alwaght, dan Middle East Monitor.
Dalam seruannya itu, sebut laporan tersebut, Ben-Gvir menuntut penghapusan “kebijakan terkenal” di Israel dan mengizinkan orang-orang Yahudi untuk menyerbu Masjid Al-Aqsa selama 10 hari terakhir bulan Ramadan.
Ia juga dikabarkan telah mengomunikasikannya kepada para pejabat keamanan Israel, untuk kemudian didiskusikan dalam kabinet selama dua pekan ini.
Adapun seruan tersebut bertentangan dengan kebijakan yang melarang serangan semacam ini selama periode tersebut untuk mencegah meningkatnya ketegangan.
Pejabat senior pemerintahan Israel bahkan dilaporkan “prihatin” dengan pernyataan Ben-Gvir, menyebut hal itu tidak akan diterima Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
“Jelas bahwa posisi Ben-Gvir pada akhirnya tidak akan diterima oleh Perdana Menteri (Benjamin Netanyahu),” ujar pejabat yang tidak disebutkan namanya itu.
“Namun permintaannya untuk menyimpang dari status quo yang telah menjadi norma dalam beberapa tahun terakhir akan menyebabkan ‘gangguan lebih lanjut dan tidak perlu’,” lanjutnya.
Status quo yang dimaksud, yang berlaku saat ini, menetapkan hanya umat Islam yang boleh beribadah di Masjid Al-Aqsa.
Di sisi lain, aturan hukum Yahudi sendiri melarang umat Yahudi memasuki lingkungan Masjidil Al-Aqsa–yang mereka sebut Temple Mount–karena tempat itu bersifat suci.
Adapun Ben-Gvir dilaporkan sejumlah media telah berulang kali mencoba menghalangi jemaah Palestina dari wilayah pendudukan di Tepi Barat yang hendak ke Masjid Al-Aqsa.
Pasukan pendudukan Israel juga masih memberlakukan pembatasan masuknya jemaah muslim Palestina dari Yerusalem ke Masjid Al-Aqsa untuk menunaikan salat tarawih selama Ramadan.