JAKARTA – Pada Rabu, perusahaan hiburan dan media Walt Disney Co melaporkan pendapatan kuartal pertamanya, yang ternyata melampaui perkiraan sebelumnya.
Pencapaian tersebut didukung oleh pemulihan yang stabil di taman hiburan domestiknya selama musim liburan dan pertumbuhan pelanggan streaming yang kuat.
Menurut data dari Refinitiv, pendapatan keseluruhan perusahaan naik 34 persen menjadi 21,82 miliar dolar Amerika (sekitar 313 triliun rupiah) pada kuartal yang berakhir pada 1 Januari kemarin.
Angka itu melampaui perkiraan yang dibuat analis, yaitu sebesar 20,91 miliar dolar Amerika (sekitar 300 triliun rupiah).
Disney+, layanan streaming perusahaan tersebut, terus mempertahankan posisinya di tengah pandemi virus covid-19 yang mengganggu cabang usaha yang lain seperti taman hiburan, resor, dan operasi pelayaran.
Sementara itu, menyusul pelonggaran pembatasan yang mulai berlaku baru-baru ini di sejumlah negara, permintaan untuk dapat kembali menikmati taman hiburan Disney World juga mulai meningkat.
Saham perusahaan hiburan itu naik 8 persen.
Laba bersih dari operasi yang masih berlanjut adalah 1,15 miliar dolar Amerika (sekitar 16,5 triliun rupiah), atau 63 sen (sekitar 9 ribu rupiah) per saham, pada kuartal tersebut.
Jumlah tersebut jelas lebih tinggi dibandingkan dengan laba bersih setahun sebelumnya, yaitu 29 juta dolar Amerika (sekitar 416 miliar rupiah), atau 2 sen (sekitar 2,869 rupiah) per saham.
Pada akhir kuartal pertama, Disney+ diketahui memiliki jumlah pelanggan yang mencapai 129,8 juta.
Angka itu sedikit lebih banyak dibandingkan dengan perkiraan FactSet yang hanya sebesar 129,2 juta.
Disney telah menggelontorkan miliaran dolar untuk menciptakan program baru guna meraih pangsa pasar video online yang didominasi oleh Netflix Inc.
Selama kuartal pertama, Disney+ merilis episode pertama The Book of Boba Fett, tentang pemburu hadiah Star Wars; serial dokumenter dari pembuat film Peter Jackson, The Beatles: Get Back; dan Hawkeye yang bercerita tentang pahlawan super Marvel.
Pada bulan November juga, Disney mengumumkan bahwa mereka akan menawarkan bundel dari tiga layanan streaming sekaligus, yaitu Disney+, Hulu dan ESPN+, dengan harga langganan per bulan 13,99 dolar Amerika (sekitar 200 ribu rupiah).
Sementara itu, Netflix memperkirakan pertumbuhan pelanggan kuartal pertama yang lemah pada bulan Januari.
Saham perusahaan dengan logo huruf N berwarna merah itu turun hampir 20 persen dan menghapus sebagian besar keuntungan yang tersisa sejak pandemi dari tahun 2020.
Sumber: Al Jazeera