JAKARTA – Pada hari Senin, 16 Mei 2022, nanti akan dirayakan satu hari teragung bagi umat Buddha di seluruh dunia, yaitu Hari Raya Waisak. Disebut demikian karena hari ini tidak dapat dilepaskan dari diri Sang Buddha itu sendiri, yang kemudian dikenal sebagai Trisuci Waisak.
Dilansir dari situs Kementerian Agama (Kemenag) RI, Trisuci Waisak mencakup hari kelahiran Pangeran Siddharta (calon Buddha), hari tercapainya penerangan agung dan perubahan menjadi Buddha, serta hari wafatnya Sang Buddha.
Mengutip Kumparan, Pangeran Siddharta lahir pada tahun 623 SM di Taman Lumbini. Momen kelahirannya dinilai sebagai momen istimewa bahkan disaksikan oleh dewa-dewi.
Selain itu, sosok agung ini disebutkan dapat langsung berdiri ketika baru lahir. Setiap langkahnya menumbuhkan bunga teratai yang melambangkan kesucian.
Pangeran Siddharta tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang memberikannya kebahagiaan dan kemewahan. Situasi yang menyulitkan atau menyusahkan selalu dijauhkan darinya.
Seiring dengan berjalannya waktu, Pangeran Siddharta mulai merenungkan segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya. Ia pun melakukan perjalanan untuk mencari makna kehidupan.
Penerangan agung yang dimaksud dalam Trisuci Waisak didapatnya saat bermeditasi. Di bawah pohon salla, ia bersumpah tidak akan pergi dari meditasi sebelum menjadi Buddha.
Keteguhannya pun membawa hasil yang ia inginkan, yakni kesadaran sempurna atau tahapan bodhi dan menjadi Buddha.
Setelahnya, Sang Buddha menghabiskan waktunya untuk menyebarkan ajaran agama dan membantu orang-orang yang kesusahan.
Ia wafat pada usia 80 tahun di Desa Kusinegara. Meskipun begitu, ajarannya abadi hingga sekarang.
Perayaan Waisak di Indonesia
Dilansir dari Detik, Hari Raya Waisak memiliki banyak nama di dunia, yaitu Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Saga Dawa di Tibet, Vesak di Malaysia dan Singapura, serta Visakha Bucha di Thailand.
Di Indonesia, Waisak telah menjadi hari libur nasional lewat Keputusan Presiden Indonesia Nomor 3 Tahun 1983 tanggal 19 Januari 1983.
Waisak umumnya dirayakan dengan pelayanan khusus dan berbuat kebaikan, seperti membagikan makanan atau sedekah kepada para bhikkhu (biksu) serta pelepasan burung penangkaran.
Tahun ini, Candi Borobudur kembali menjadi pusat pelaksanaan Waisak nasional setelah 2 tahun absen akibat pandemi covid-19.
Meskipun begitu, jumlah umat yang dapat mengikutinya secara langsung masih dibatasi, terlebih di zona I Borobudur yang hanya dapat diisi oleh 1.200 orang saat pelaksanaan Waisak nanti.
Adapun tema yang diangkat dalam perayaan tahun ini adalah “Jalan Kebijaksanaan Menuju Kebahagiaan Sejati”.