22.3 C
Indonesia

Mengapa Singapura Dipilih sebagai Kota Paling Aman di Dunia?

Must read

SINGAPURA – Situasi pandemi covid-19 yang telah berjalan kurang lebih dua tahun telah mengubah cara hidup sebagian besar negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.

Mulai dari pemberian jarak aman di antara masyarakat, kewajiban mengenakan masker, isolasi ketika berpapasan atau terjangkit covid-19, sampai penutupan tempat-tempat umum.

Dilansir dari BBC, lembaga Economist Intelligence Unit baru-baru ini merilis Indeks Kota Aman 2021, yaitu sebuah daftar berisi 60 negara yang diberikan peringkat berdasarkan Indeks Aman mereka yang dinilai berdasarkan 76 indikator.

Baca Juga:

Indikator-indikator tersebut tersebar dalam bidang infrastruktur, kehidupan digital, keamanan personal, faktor-faktor alami dan, tentunya, kesehatan–dengan kesiapan pandemi covid-19 dan kematian.

Singapura menjadi satu-satunya negara tetangga Indonesia yang menempati peringkat teratas, lima besar dari 60 negara bersama Kopenhagen, Toronto, Sydney, dan Tokyo.

Singapura Menempati Peringkat Teratas

Berada di peringkat kedua dalam keamanan digital, keamanan kesehatan, dan keamanan infrastruktur, Singapura menggunakan kekuatan tersebut untuk bergerak cepat selama masa-masa awal pandemi.

Negara Asia Tenggara tersebut meluncurkan pemantauan digital dan pelacakan kontak dengan cepat.

Selain itu, Singapura juga menggalakkan vaksinasi. Hingga kini, capaian vaksinasi negara ini adalah salah satu yang tertinggi di dunia, yaitu 80 persen dari populasi.

Meskipun begitu, pemantauan ketat dan pelacakan kontak atas warga Singapura tidak lantas berhenti. Kedua hal tersebut masih terus dilakukan bersamaan dengan kegiatan vaksinasi yang diselenggarakan di seluruh negeri.

“Sebelum mereka dapat memasuki gedung atau tempat, semua penghuni perlu memindai token atau aplikasi telepon TraceTogether mereka untuk check-in SafeEntry,” ujar seorang warga Singapura bernama Sam Lee

“Ini memungkinkan [pihak berwenang] untuk dengan cepat melacak individu yang mungkin berbaur atau berinteraksi dengan orang yang terinfeksi sehingga perintah karantina dapat dilakukan untuk menahan atau memutus mata rantai penularan virus,” lanjutnya

Kebijakan tersebut tidak hanya berlaku untuk warga lokal, karena para wisatawan juga diharuskan meng-install token TraceTogether atau setidaknya menyewa telepon yang sudah terpasang sebelum mereka memasuki Singapura.

Faktor lain atas pemberian peringkat Kota Aman pada Singapura adalah kebijakan bekerja dari rumah yang telah menjadi standar di sebagian besar tempat kerja.

Hal ini dilakukan untuk mengurangi interaksi masyarakat sehingga kemungkinan penularan virus covid-19 pun juga ikut berkurang

Menurut Lee sendiri, kebijakan tersebut telah membuat transportasi tidak terlalu ramai.

Tempat-tempat wisata dan pusat perbelanjaan memiliki pintu masuk yang terbatas, dan “Duta Jarak Aman” memantau kerumunan untuk memastikan masyarakat mematuhi perintah kesehatan.

Adapun individu yang melanggarnya berpotensi dikenakan denda yang besar.

Masyarakat juga dapat melacak kerumunan di mal, kantor pos, dan toko kelontong dengan aplikasi Space Out yang baru diluncurkan.

 

Sumber: BBC

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru