MALADEWA – Perayaan Hari Yoga Internasional di ibu kota Maladewa, Male, pada Selasa (21/6) pagi kemarin tidak berlangsung sedamai yang dibayangkan.
Pasalnya, acara yang digelar di Stadion Galolhu itu kedatangan “tamu tak diundang” yang menyerang para partisipan dan merusak properti.
Tamu tersebut diidentifikasi sebagai sebuah kelompok Islam ekstremis yang tidak terima dengan penyelenggaraan acara, yang menurut mereka tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Dilansir dari AFP, kelompok tersebut terlihat mengibarkan bendera putih yang bertuliskan slogan-slogan keagamaan ketika memasuki stadion.
Mereka kemudian mengejar orang-orang yang sedang duduk di atas yoga mat atau tikar yoga.
Tidak hanya itu, massa ekstremis tersebut juga menghancurkan sebuah baliho yang mengiklankan pelaksanaan acara.
Melihat keadaan yang tidak lagi kondusif, polisi yang berada di lokasi pun langsung mengerahkan gas air mata dan semprotan merica.
“Polisi kemudian menggunakan semprotan merica dan gas air mata untuk mengendalikan kerumunan dan mengamankan daerah tersebut,” jelas Inspektur Polisi Fathmath Nashwa.
“Enam orang telah ditangkap sehubungan dengan insiden itu,” sambungnya kemudian.
Kabar ini pun telah sampai ke telinga Presiden Maladewa Ibrahim Mohamed Solih. Lewat cuitan di akun Twitternya, ia menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa tidak menyenangkan tersebut.
Ia juga mengonfirmasi bahwa kasus ini sedang dalam penyelidikan kepolisian.
“Ini diperlakukan sebagai masalah serius dan mereka yang bertanggung jawab akan segera dibawa ke hadapan hukum,” tulis Solih.
Hari Yoga Internasional pertama kali disahkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2014 lalu.
Hari spesial ini adalah hasil kerja keras pemerintah India lewat Perdana Menteri Narendra Modi yang mengusulkannya di berbagai forum dan sidang tingkat dunia.
Mempraktikkan yoga secara rutin setiap hari dipercaya dapat menjaga kebugaran, kesehatan, dan kejernihan pikiran.