BOGOR – Momen pergantian tahun atau malam tahun baru menjadi momen yang ditunggu-tunggu sebagian besar masyarakat dunia. Sambil menghitung mundur waktu yang tersisa pada tahun sebelumnya, tidak sedikit orang yang memanjatkan doa agar tahun yang segera datang kelak membawa kebaikan.
Pemandangan kembang api di langit malam, suara terompet yang bersahut-sahutan, dan segala macam bentuk penyambutan momen ini tentunya dirayakan dengan berbagai harapan lainnya.
Salah satu model penyambutan tahun baru lainnya adalah makan bersama. Di salah satu blok di perumahan Aneka Gas, Kabupaten Bogor, agenda ini sudah menjadi agenda ‘wajib’ setiap tahunnya.
Tidak semua warga di blok tersebut ikut bergabung, hanya 5–6 keluarga, yang biasanya juga hanya ibu-ibu dan anak-anaknya yang ikut bergabung, dari kisaran 12 keluarga yang tinggal di sana. Menurut salah satu warga, agenda ini setidaknya telah dilakukan sejak lima tahun yang lalu.
Agendanya cukup sederhana. Dibuka dengan acara bakar-bakar setelah mereka menuntaskan ibadah Isya’ (sekitar pukul 20.00 WIB), dilanjut makan bersama sambil membicarakan banyak hal.
Momen ini, kata dia, adalah salah satu momen yang sangat jarang terjadi. Oleh karena itu, jika ada salah satu yang sudah ingin beranjak pulang, maka yang lain akan menahan dengan kalimat seperti, “Nanti dulu, lah. Tungguin kembang api belum mulai.”
Untuk pembiayaannya sendiri, mereka akan patungan. Biasanya, setiap keluarga akan diminta patungan sebesar Rp50.000,-. Uang itu nantinya akan digunakan ‘panitia’ untuk membeli ayam, sosis, bumbu, dan arang. Untuk tahun ini, mereka masih membicarakan besaran patungan tersebut.
Acara ini biasanya bertempat di rumah salah satu ‘panitia’ tadi. Di rumah ini juga, biasanya ayam yang dibeli akan diungkep terlebih dahulu agar rasa ayam bakar yang dihidangkan akan jauh lebih enak.
Pada saat bakar-bakar dimulai, anak-anak yang lebih kecil biasanya akan bermain petasan sambil menunggu. Para orang tua, atau anak remaja yang tidak kedapatan tugas membakar ayam atau sosis tadi, akan bertugas menjaga anak-anak yang lebih kecil.
Tidak ditentukan kapan acara ini harus selesai. Biasanya, ketika anak-anak yang lebih kecil sudah merasa bosan atau mengantuk, para orang tua harus mengalah dan benar-benar pulang. Tidak jarang mereka tidak menyaksikan kembang api tepat saat tahun berganti bersama.
“Yang penting, tadi udah ngobrol banyak. Nggak perlu jauh-jauh, cukup di sini aja tahun baruannya sama mereka,” pungkas warga tadi.