JAKARTA – Seorang mahasiswa asal Buleleng, Bali, dilaporkan meninggal di Amerika Serikat setelah tiga hari menjalani program magang di negara tersebut.
I Kadek Roi Astika ditemukan tidak lagi bernyawa pada Minggu (5/11) di kamar hotelnya di Nashville TN.
Hal tersebut diungkap salah satu kerabat Roi yang tinggal di Amerika Serikat, Made Edi Suartana, menyebutkan bahwa mahasiswa dari Kampus Bali International itu ditemukan tak bernyawa oleh pihak kepolisian.
Melansir detikBali, Edi mengaku ia awalnya dihubungi oleh sepupunya yang tinggal di Bali pada Minggu pagi waktu Amerika Serikat.
Dari panggilan tersebut, ia mengetahui bahwa keluarga Roi ditelepon oleh polisi Amerika Serikat yang mengatakan bahwa pria itu meninggal dunia di kamarnya.
Tidak langsung percaya dengan apa yang didengarnya, Edi meminta nomor penelepon tersebut untuk dihubunginya sendiri—yang ternyata adalah benar polisi setempat.
“Terus dia kasih nomor polisi itu, saya cek nomornya. Nah, ternyata itu nomor lokal di tempat saya (AS), nomor itu sesuai dengan nomor state-nya,” kata Edi, Selasa (14/11).
Untuk kedua kalinya Edi tidak langsung percaya dengan informasi yang didapatkannya. Ia pun diberikan kontak rumah sakit yang menyimpan jenazah Roi.
“Saya bilang ke sepupu saya, tenang dulu saya mau double check lagi benar apa tidak (informasinya). Akhirnya setelah saya telepon berkali-kali, benar Roi (meninggal),” tambahnya.
Menurut polisi, lanjut Edi, Roi terakhir kali dilihat oleh rekan kerjanya pada Sabtu (4/11) malam.
Keesokan harinya, ketika seharusnya pria itu melakukan program magangnya, ia justru tidak terlihat.
Dengan Roi yang masih menghuni salah satu kamar hotel karena belum mendapatkan tempat tinggal, kamarnya pun dihampiri.
Sayangnya, setelah diketuk beberapa kali, tidak ada jawaban apa pun dari dalam. Kunci master pun digunakan untuk membuka kamar tersebut, yang kemudian mengungkap bahwa ia sudah tidak lagi bernyawa.
Roi sendiri baru tiba di Amerika Serikat pada 31 Oktober lalu untuk melakukan program magang J-1 di Hotel Thompson Nashville sebagai juru masak selama satu tahun.
Edi mengingatnya sebagai sosok yang tidak memiliki penyakit. Proses otopsi atas kerabatnya itu juga masih dilakukan, sehingga penyebab kematiannya belum dapat diketahui.
Ia juga belum bisa memastikan kepulangan jenazah Roi ke Bali, namun berharap hal itu dapat segera dilakukan.
“Masih menunggu dokumen dari KJRI. Banyak dokumen yang perlu disiapkan untuk membawa jenazah,” pungkasnya.