FLORIDA – Setitik harapan untuk segera merasakan kebebasan semakin bersinar terang untuk Lolita, seekor paus pembunuh (orca) yang menjadi penghuni akuarium di Florida, Amerika Serikat.
Mamalia yang kini berusia 57 tahun itu telah tinggal di akuarium selama lebih dari setengah abad usai diculik dari rombongan keluarganya saat berusia empat tahun.
Ia dibuat bekerja mempertontonkan berbagai trik kepada pengunjung Miami Seaquarium selama puluhan tahun hingga akhirnya jatuh sakit tahun lalu.
Dorongan dan upaya untuk membebaskannya telah bergulir sejak lama, namun kesepakatan untuk melakukannya baru tercapai pada Kamis (30/3) pekan lalu.
Lolita, yang juga dikenal sebagai Tokitae, akan dikembalikan ke habitat asalnya di Samudra Pasifik dalam dua tahun mendatang.
Kesepakatan itu diraih oleh The Dolphin Company–pemilik baru Seaquarium sejak tahun 2021, kelompok Friends for Toki, dan pemilik tim sepak bola Amerika Indianapolis Colts–sebuah koalisi yang disebut-sebut “tidak mungkin”.
“Saya bersemangat untuk menjadi bagian dari perjalanan kebebasan Lolita,” ucap pemilik Indianapolis Colts, Jim Irsay, dikutip dari AP.
“Saya tahu Lolita ingin bisa pergi ke perairan bebas,” sambungnya.
Kebebasan Lolita diperkirakan akan membuatnya bertemu kembali dengan induknya, yang dikenal sebagai Ocean Sun, yang dilaporkan masih terus berkelana dengan kawanannya–L Pod.
Ocean Sun sendiri disebut-sebut mungkin telah berusia lebih dari 90 tahun, membuat para pendukung langkah ini semakin yakin bahwa Lolita akan hidup lama di alam bebas.
Melansir euronews, di kampung halamannya di perairan Pacific Northwest, paus pembunuh seperti Lolita dapat hidup lama seperti manusia.
Di dalam sebuah tangki–seperti di akuarium, harapan hidup itu terpangkas menjadi setengah.
“Dia berusia 4 tahun ketika dibawa, jadi dia sedang belajar berburu. Dia tahu lagu keluarganya,” kata Raynell Morris, seorang senior dari Suku Indian Lummi di Washington yang juga melayani di dewan Friends of Toki.
Friends of Toki sendiri adalah sebuah organisasi nirlaba di Florida yang didedikasikan untuk mengamankan kebebasan paus.
“Dia akan ingat, tapi itu akan memakan waktu,” sambung Morris.
Rencana pembebasan Lolita menyebutkan bahwa hewan berbobot lebih dari dua ribu ton itu akan dibawa dengan pesawat ke sebuah suaka lautan di antara Washington dan Kanada.
Di sana, ia akan berenang di jaring yang berukuran sangat besar sementara pelatih dan dokter hewan mengajarkannya menangkap ikan.
Lolita juga harus melatih otot-ototnya, karena paus pembunuh pada umumnya berenang sejauh 160 kilometer per hari.
Pejabat melaporkan bahwa para pengasuh di Seaquarium telah mempersiapkannya untuk perjalanan ini.
“Fokus awalnya harus tertuju a pada kesehatan dan kesejahteraannya,” kata Direktur Eksekutif Proyek Suaka Paus, Charles Vinick.
“Setiap orang harus fokus untuk memastikan bahwa kami memberinya kualitas hidup tertinggi yang dapat dia miliki selama sisa hidupnya,” sambungnya.