27.8 C
Indonesia

Larangan Pemakaian Jilbab Dalam Agenda Olahraga di Prancis, Taktik Pihak Tertentu?

Must read

PRANCIS – Senat Prancis mendukung larangan pemakaian jilbab dalam kompetisi olahraga. Netralitas sebagai persyaratan di lapangan menjadi alasan dibalik dukungan tersebut.

Majelis tinggi legislatif Prancis memberikan suara pada Selasa (18/1) malam untuk mendukung amandemen undang-undang terkait.

Undang-undang tersebut melarang mengenakan “simbol agama yang mencolok dilarang” untuk mengambil bagian dalam acara dan kompetisi yang diselenggarakan oleh federasi olahraga.

Baca Juga:

Dalam teks mereka, para senator dengan jelas mengatakan bahwa amandemen tersebut bertujuan untuk melarang “penggunaan cadar dalam kompetisi olahraga”.

Mereka menambahkan bahwa jilbab dapat membahayakan keselamatan atlet yang memakainya ketika mereka berlatih.

Amandemen tersebut diusulkan oleh kelompok sayap kanan Les Republicains dan ditentang oleh pemerintah Prancis.

Dikabarkan bahwa jumlah suara mendukung telah mencapai 160 suara dengan 143 suara berada di sisi lainnya.

Sebuah komisi yang terdiri dari anggota Senat dan majelis rendah sekarang harus berkumpul untuk menemukan kompromi pada teks sebelum diterbitkan, yang berarti amandemen masih dapat dihapus.

Tidak jelas apakah larangan itu akan diterapkan untuk Olimpiade Paris 2024. Panitia penyelenggara Olimpiade tidak segera menjawab permintaan komentar.

Pemungutan suara dilakukan setahun setelah legislator di majelis rendah Parlemen Prancis menyetujui RUU untuk memperkuat pengawasan masjid, sekolah, dan klub olahraga.

Hal-hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk melindungi Prancis dari “Islam radikal” dan untuk mempromosikan “penghormatan terhadap nilai-nilai Prancis”.

Langkah tersebut diketahui sebagai proyek penting Presiden Emmanuel Macron.

Para kritikus melihat undang-undang itu sebagai taktik politik untuk memikat sayap kanan ke partai tengah Macron menjelang pemilihan presiden tahun ini.

Dalam amandemen mereka, para senator mengatakan setiap warga negara bebas menjalankan agamanya, tetapi bersikeras bahwa seseorang harus menahan diri untuk tidak mengedepankan perbedaan mereka.

“Hari ini, ada ketidakpastian hukum tentang pemakaian simbol-simbol agama, dan perlu bagi negara untuk secara jelas mendefinisikan aturannya,” bunyi amandemen yang dipilih oleh para senator.

“Jika pemakaian cadar tidak secara eksplisit dilarang, kita bisa melihat munculnya klub olahraga komunitas yang mempromosikan tanda-tanda agama tertentu.”

Federasi sepak bola Prancis sudah melarang pemain bola perempuan berjilbab di pertandingan resmi, serta di kompetisi yang diselenggarakannya.

 

Sumber: Al Jazeera

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru