24.7 C
Indonesia

Kunker Food Estate Kalteng, Mentan SYL Puas Akan Pertanaman dan Peningkatan Luas Tanam Padi

Must read

KAPUAS – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meninjau pengembangan Food Estate Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

Peninjauan ini bertujuan guna mendorong optimalisasi pengembangan Food Estate dari hulu hingga hilir yang berbasis kelembagaan korporasi, khususnya percepatan dan peningkatan luas tanam padi di Food Estate Kapuas, guna meningkatkan produksi beras, nilai tambah, dan kesejahteraan petani. 

“Target luas penanaman padi di Food Estate Dadahup, Kapuas, pada bulan Februari ini, 1.020 hektar. Dan kondisi sekarang yang tertanami 200 hektar dengan perkiraan produksi di atas 4 ton,” demikian disampaikan Mentan SYL dalam kunjungan kerja (kunker) di Desa Bentuk Jaya (Blok A5), Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kamis (16/2).

Baca Juga:

“Namun kita dorong terus bersama pemerintah Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah, TNI dan Polri, dalam waktu 1 sampai 2 minggu depan mencapai 500 hektar,” sambungnya.

Dalam kunker kali ini, turut hadir Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Edy Pratowo dan Bupati Kapuas Ben Brahim S Bahat.

Meskipun cukup puas, Mentan menyampaikan  bahwa, untuk mencapai hasil maksimal, pengembangan Food Estate membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni hingga 4 tahun, karena dihadapkan dengan tantangan kondisinya di lahan rawa yang dipenuhi air.

Oleh sebab itu, Food Estate Kalimantan Tengah tidak bisa dinilai hanya dengan melihat dari yang dicapai saat ini.

Food Estate adalah konsep yang menempuh masa depan secara nasional karena pertanian Indonesia tidak bisa bertumpu di Jawa, Sulawesi, Sumatera, dan lainnya.

“Lahan yang paling siap dan cukup tersedia luas itu di Kalimantan, termasuk Kalimantan Tengah. Oleh karena itu, Bapak Presiden Jokowi menunjuk Food Estate ini untuk mendorong konsep ketahanan pangan nasional ke depan,” terangnya.

“Hal terpenting dari pengembangan Food Estate Kalimantan ini adalah jangan dibayangkan disamakan lahannya sama dengan Pulau Jawa, Sulawesi, dan Sumatera.

“Lahan di Kalimantan ini adalah lahan rawa yang memiliki tantangan air 20 sampai 30 cm. Walaupun kita sudah siapkan irigasinya, tapi tiba-tiba hujan nanti tergenang air sehingga tanam di atas air seperti agroponik,” imbuh SYL.

Kendati demikian, SYL menyebutkan pengembangan Food Estate Kapuas dalam 2 tahun terakhir telah memberikan hasil yang bagus.

Sebab, lahan-lahan transmigrasi sebelumnya di Kalimantan membutuhkan waktu hingga 10 tahun sebelum membaik endapan tanahnya.

“Dalam 2 tahun pengembangan Food Estate di Kalimantan Tengah ini, alhamdulillah sudah 47 ribu hektar kita lakukan, sudah oke dan ada terisi 22 ribu hektar,” katanya.

“Kemudian di tahun 2023 ini sudah kita sikapi dengan 12 ribu hektar. Dan di bulan Februari ini kemampuan kita hanya 200 hektar, tapi kita keroyok targetkan penanaman padi menjadi 500 hektar. Kita tidak boleh menyerah, pasti bisa,” ucapnya.

Hal yang sama dikatakan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah Edy Pratowo, bahwa pengembangan Food Estate Kapuas telah memberikan hasil.

Yakni, produksi padi pada awalnya hanya di bawah 3 bahkan 1 ton, tapi sekarang sudah mencapai 4 ton per hektar.

“Oleh karena itu percepatan peningkatan luas tanam padi di Food Estate Kapuas ini harus kita lakukan,” tegasnya.

“Kita akan kolaborasi dengan pemerintah kabupaten agar target penanaman padi ini tercapai. Apapun yang dilakukan harus dengan mengubah mindset karena mengelola lahan rawa ini sangat berbeda dengan lahan di Pulau Jawa. Kita tidak boleh menyerah, kita pasti bisa capai target luas tanam,” sambungnya.

Sementara itu, Bupati Kapuas, Ben Brahim S Bahat menegaskan bahwa pengembangan Food Estate Kapuas, meskipun baru beberapa tahun berjalan, telah memberikan hasil nyata. Yakni hasil panen padi baru-baru ini mencapai 5,6 ton per hektar.

“Kami baru-baru ini melakukan panen padi di blok sebelah, hasilnya dari ubinan BPS 5,6 ton,” tuturnya.

“Ini bukan hasil yang biasa bagi kami, tapi sangat tinggi untuk Food Estate yang baru dibuka dengan kondisi rawa, digenangi air. Dalam waktu dekat ini kami siap berkontribusi agar luas tanam bertambah lagi. Saya yakin, kita pasti bisa menembus tantangan,” imbuhnya.

Pada kunjungan ini, Mentan SYL tak hanya meninjau area pertanaman padi, melainkan juga melakukan peletakan batu pertama Rice Milling Unit (RMU) atau penggilingan padi modern dan meninjau bengkel alat mesin pertanian (alsintan).

Tak ketinggalan, Mentan SYL juga menyerahkan KUR kepada petani senilai Rp1,8 miliar untuk pengembangan komoditas tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan dan pengadaan alsintan.

Bahkan, Mentan SYL mengunjungi area tanaman padi di lokasi ekstensifikasi tahun anggaran 2021 seluas 66 ha di Desa Sanggang, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

Indeks Pertanaman (IP) padi di lokasi Food Estate ini sudah 3 kali tanam setahun.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru