23.7 C
Indonesia

Korea Selatan Berencana Sambut 300.000 Siswa Internasional pada 2027

Must read

KOREA SELATAN – Korea Selatan berencana menyambut lebih banyak siswa internasional pada tahun-tahun mendatang, dengan target 300.000 siswa internasional diterima pada tahun 2027.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Wakil Perdana Menteri Lee Ju-ho pada Rabu (16/8) dalam konferensi pers yang diadakan di ibu kota, Seoul.

Ia menyatakan bahwa rencana tersebut akan membantu Korea Selatan berada di peringkat 10 teratas negara yang menjadi tujuan studi.

Baca Juga:

“Rencananya adalah untuk menarik sebanyak 300.000 pelajar internasional hingga tahun 2027, dan membantu Korea tumbuh menjadi 10 negara tujuan studi teratas,” kata Lee, dikutip dari Korea JoongAng Daily.

Adapun jumlah yang ditargetkan itu adalah sekitar dua kali lipat dari jumlah penerimaan siswa internasional di Korea Selatan dalam beberapa tahun ke belakang.

Menurut penyedia data Statista, negara itu menyambut sebanyak 166.892 siswa internasional pada tahun lalu.

Sementara itu, pada tahun 2020 dan 2021, tercatat ada 153.695 dan 152.281 siswa internasional yang diterima di Korea Selatan.

Dari target 300.000 siswa internasional dalam empat tahun ke depan, diharapkan ada 220.000 siswa yang mendaftar program sarjana atau pascasarjana dan 80.000 lainnya datang sebagai siswa pertukaran pelajar.

Kementerian Pendidikan mengatakan bahwa kandidat yang mempelajari sains, teknologi, teknik, dan matematika adalah yang paling dicari.

“Kami bertujuan untuk secara strategis menarik sebanyak mungkin talenta di bidang teknologi tinggi dan industri baru,” kata Lee.

“Dan secara khusus memperluas kuota beasiswa negara bagi mahasiswa internasional yang mengambil studi master dan PhD di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika,” tambahnya.

Melansir laman platform pencarian pendidikan Erudera, alasan lain Korea Selatan menerima lebih banyak siswa internasional adalah kondisi negara itu sendiri.

Langkah ini adalah untuk mengatasi penurunan tajam populasi usia sekolah, yang menyebabkan kurangnya lapangan kerja di negara tersebut.

Untuk menyukseskan rencana ini, kementerian pun akan mengupayakan universitas untuk menawarkan lebih banyak kelas yang dilaksanakan dalam bahasa Inggris.

Pasalnya, dari 13 universitas “paling ramah mahasiswa internasional”, hanya 13 persen program studi mereka yang ditawarkan dalam bahasa Inggris pada tahun 2022.

Kementerian juga akan mencoba mendorong lebih banyak siswa untuk belajar bahasa Korea dengan memperbanyak jumlah guru bahasa Korea yang dikirim ke universitas-universitas asing.

Strategi lainnya adalah dengan mengembangkan platform yang memungkinkan peserta Tes Kemahiran Bahasa Korea untuk mengikuti tes secara daring (online).

Saat ini, tes yang dikelola oleh Pemerintah Korea itu hanya dapat dilakukan di pusat tes yang ditunjuk.

“Kami berharap dapat menampung lebih banyak generasi muda yang tertarik dengan budaya Korea untuk datang dan tinggal, belajar, dan bekerja di sini,” kata Lee.

“Kami akan melakukan yang terbaik untuk memberikan dukungan institusional sehingga talenta-talenta hebat yang dapat menjadi aset bagi masyarakat dapat belajar dan menetap di Korea.”

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru