PALESTINA – Kementerian Kesehatan Palestina pada Senin (4/12) mengungkap bahwa jumlah korban tewas akibat agresi militer Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu terus bertambah dan kini menjadi lebih dari 15 ribu orang.
Berbicara di Khan Yunis di selatan Jalur Gaza, Ashraf al-Qedra selaku juru bicara kementerian juga mengatakan bahwa jumlah korban luka melebihi 42 ribu orang.
Sebanyak tujuh puluh persen dari para korban, katanya dalam konferensi pers tersebut, adalah anak-anak dan perempuan.
Diberitakan oleh Al Jazeera, korban tewas akibat serangan Israel dalam periode yang sama juga ditemukan di Tepi Barat.
Sebanyak 26 orang di wilayah tersebut dilaporkan tewas, sementara lebih dari tiga ribu orang mengalami luka-luka.
Al-Qedra menuduh Israel meningkatkan penargetannya terhadap rumah sakit dan fasilitas kesehatan.
Ia mengatakan Israel telah menghancurkan 56 institusi kesehatan, menangkap 35 petugas medis, dan membuat sistem kesehatan di Jalur Gaza lumpuh total.
Pihak militer Israel dan kelompok militan Hamas setuju menggelar gencatan senjata pada 24–30 November 2023 lalu.
Selama periode tersebut, kedua belah pihak melepaskan sandera masing-masing sementara warga Gaza ‘menikmati’ hari-hari tanpa serangan yang mengancam jiwa.
Akan tetapi, perang langsung berlanjut begitu bulan berganti menjadi Desember dengan serangan membabi-buta dari pihak Israel ke Gaza.
Untuk itu, Israel memerintahkan warga Gaza untuk tidak kembali ke Gaza Selatan agar tidak menjadi sasaran dari gempuran mematikannya.
Daniel Hagari selaku juru bicara militer Israel menegaskan pihaknya memperluas operasi darat untuk menghancurkan benteng-benteng Hamas.