ENSIKLOPEDIA – Kemakmuran yang terjadi pada tahun 1920-an berakhir dengan tiba-tiba jatuhnya pasar saham pada Oktober 1929 dan depresi ekonomi besar yang mengikutinya.
Masyarakat depresi karena takut kehilangan pekerjaan, tabungan, rumah dan bahkan lahan pertanian mereka. Saat itu, hampir seperempat warga Amerika Serikat mengalami depresi. Ini adalah masa-masa yang sangat sulit bagi mereka.
Masa depresi ekonomi ini berlangsung selama dua periode pemerintahan Franklin Delano Roosevelt. Namun di saat yang bersamaan, masa tersebut juga menjadi masa penuh harapan dan optimisme.
Franklin Roosevelt dalam pidato pertama usai dilantik sebagai presiden Amerika Serikat meminta agar warganya tidak takut. Dan karena pidatonya ini, Ia sangat dihormati oleh orang Amerika Serikat.
“keyakinannya yang teguh bahwa satu-satunya hal yang harus kita takuti adalah ketakutan itu sendiri—teror tanpa nama, tanpa alasan, tanpa alasan,” ungkapnya.
Masalah ekonomi di tahun 1930-an terjadi di seluruh dunia yang mengakibatkan ketidakstabilan politik di banyak bagian dunia.
Kekacauan politik pada gilirannya memunculkan rezim diktator seperti Adolf Hitler di Jerman dan militer di Jepang.
Sementara itu rezim totaliter di Uni Soviet dan Italia sudah terjadi sebelumnya. Totaliterisme ini sering dianggap sebagai bentuk otoritarianisme yang paling ekstrim dan paling ketat.
Di negara yang totaliter, kekuasaan secara politik seringkali dipegang oleh seorang autokrat atau diktator yang menjalankan kampanye di semua lini, di mana propaganda disiarkan oleh media massa yang dikendalikan negara.
Dan pada akhirnya, rezim-rezim ini mendorong dunia semakin dekat ke perang pada tahun 1930-an.
Ketika perang dunia akhirnya pecah di Eropa dan Asia, Amerika Serikat berusaha menghindari agar tidak terseret ke dalam konflik.
Tetapi negara yang begitu kuat dan berpengaruh seperti Amerika Serikat ini pun hampir tidak bisa menghindari keterlibatan mereka dalam perang dalam waktu lama.
Ketika Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut AS di Pearl Harbor, Hawaii, pada tanggal 7 Desember 1941, Amerika Serikat mendapati dirinya telah bergabung dalam perang yang telah berusaha dihindarinya selama lebih dari dua tahun.
Kondisi di Pearl Harbour memobilisasi ekonomi untuk mulai perang dunia yang pada akhirnya menyembuhkan depresi.
Jutaan pria dan wanita bergabung dengan angkatan bersenjata, dan bahkan lebih banyak lagi yang bekerja di bidang pertahanan dengan gaji yang bagus.
Perang Dunia Kedua sangat mempengaruhi dunia dan Amerika Serikat bahkan sampai hari ini.
Sumber: Library of Congress