JAKARTA: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengkritik pedas kinerja Bambang Susantono yang mengundurkan diri dari posisinya sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN).
Menurut Luhut, ada masalah kepemimpinan di balik mundurnya Bambang.
“Itu menyangkut leadership aja, saya nggak bisa bicara aib orang lah,” katanya dilansir detikFinance, Selasa (4 Juni).
Luhut menyoroti ketidakberanian Bambang untuk mengambil keputusan terutama terkait masalah pembebasan lahan di IKN.
“Sudah punya kewenangan semua (Kepala Otorita IKN), ya lakuin dong. Saya kesal aja lihatnya itu loh,” sentil Luhut.
Menko berusia 76 tahun itu menegaskan bahwa Kepala Otorita IKN harus berani mengambil keputusan karena sudah dibekali aturan yang mendukung kewenangan yang luas.
Otorita IKN, lanjut Luhut, adalah organisasi yang sangat kuat didukung dengan semua aturan pendukung. Semua keputusan dan kebijakan bisa dilakukan dengan mudah.
Menurutnya, penyelesaian lahan di IKN bisa diselesaikan lebih cepat apabila Kepala Otorita IKN berani dan mampu mengambil keputusan.
Akibat kinerja Bambang, dia mengatakan dampaknya terasa terhadap progress pembangunan ibu kota baru itu.
“Sudah lewat, lewat lah itu, tapi sebenarnya ada sesuatu yang menurut saya harusnya jauh lebih cepat penyelesaian di sana. Tapi enggak bisa buat keputusan, ya enggak jalan-jalan nanti,” tutur Luhut.
Bagi Luhut, pengunduran diri pejabat adalah hal yang biasa. Namun, dia menyayangkan kegagalan Bambang untuk mengeksekusi kebijakan.
“Pembebasan lahan sudah saya pimpin rapatnya, tinggal eksekusi saja. Eksekusi saja tidak bisa, bagaimana,” ucap Luhut dikutip kantor berita Antara.
Luhut menekankan bahwa pengunduran diri Bambang dan wakilnya Dhony Rahajoe tidak terkait dengan target investasi ke IKN.
Bambang sendiri mengatakan akan terus membantu pengembangan IKN sebagai model kota di masa depan. (Dilansir dari CNA).