JAKARTA – Makanan dan minuman manis biasanya menjadi incaran anak kecil di manapun dan kapanpun. Sebut saja permen, kue, atau es krim, yang umumnya mengandung rasa manis, anak-anak pasti akan girang jika mendapatkannya.
Banyak orang dewasa yang juga lebih memilih untuk menikmati cita rasa manis dibanding yang lain. Tidak seperti rasa asam, asin, ataupun pedas, rasa manis seolah memang diciptakan untuk mencuri hati dengan mudah.
Meskipun begitu, kandungan gula yang memunculkan rasa manis dalam suatu makanan dan minuman sejatinya harus diperhatikan.
Hal ini akan berdampak pada kondisi tubuh kita, terlebih jika sering menerimanya dalam jumlah yang juga tidak terkontrol.
Baru-baru ini, seorang pelanggan suatu produk minuman mengkritik rasa manis yang ada di minuman tersebut, yang menurutnya berlebihan.
Kritik yang diungkapkannya di media sosial itu ramai diperbincangkan dan mengundang berbagai respons dari warganet yang lain.
Ada yang setuju, ada yang kurang setuju–terlebih dengan gaya bahasa kasar yang digunakannya, serta ada juga yang tidak setuju.
Cuitan tersebut akhirnya dihapus dengan ia yang juga meminta maaf karena telah mengungkapkan kritiknya dengan cara yang tidak seharusnya.
Lantas, apa saja bahaya dari kandungan gula berlebih pada suatu makanan dan minuman yang kita konsumsi?
Obesitas
Keberadaan gula dapat mempengaruhi kinerja hormon leptin yang berperan sebagai pengantar pesan ke otak bahwa tubuh kita telah cukup makan.
Asupan gula yang tinggi dapat menimbulkan resistensi leptin sehingga otak tidak mengetahui apakah tubuh kita telah cukup makan atau belum.
Akibatnya, kita akan terus merasa lapar yang dapat berujung pada mengonsumsi makanan dan minuman terus menerus.
Jika sudah begitu, kenaikan berat badan hingga obesitas akan lebih sulit untuk dihindari.
Kerusakan hati
Ketika gula masuk ke aliran darah, bahan ini akan dipecah menjadi menjadi glukosa dan fruktosa.
Fruktosa yang sejatinya tidak diproduksi secara alami oleh tubuh, karena tidak terlalu dibutuhkan, keberadaannya dalam jumlah yang tinggi dapat membebani kerja hati.
Hati akan berpotensi mengalami perlemakkan hati yang memicu terjadinya berbagai komplikasi kesehatan.
Penyakit jantung
Dilansir dari Hello Sehat, sebuah penelitian menemukan bahwa seseorang yang 17–21% kalori harian mereka didapat dari gula tambahan, memiliki risiko 38% lebih tinggi meninggal akibat penyakit jantung.
Bagi mereka yang mendapatkan 21% atau lebih energi dari gula tambahan, risiko penyakit jantung naik dua kali lipat.
Penelitian itu dipublikasikan dalam JAMA internal medicine pada tahun 2014.
Tidak hanya ketiga potensi berbahaya tersebut, mengonsumsi gula berlebih juga dapat menimbulkan karies gigi, diabetes, hipertensi, merusak fungsi otak, hingga menyebabkan kanker.
American Heart Association menyarankan batas gula tambahan tidak lebih dari 6 sendok teh atau 24 gram untuk wanita dewasa.
Sementara itu, untuk pria dewasa tidak lebih dari 36 gram gula alias 9 sendok teh per harinya.
Kementerian Kesehatan RI sendiri menganjurkan agar setiap orang membatasi konsumsi gula sebanyak 50 gram per hari atau setara dengan 5–9 sendok teh.