JAKARTA – Menyusul dikonfirmasinya kasus cacar monyet atau monkeypox yang dilaporkan di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan tiga upaya untuk menanggulanginya.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu pada Senin (23/10), sehari setelah terungkap bahwa kasus monkeypox di Indonesia tahun ini bertambah menjadi tujuh.
Seluruh kasus terkonfirmasi, kata Maxi, berasal dari DKI Jakarta, dengan data menunjukkan bahwa seluruhnya adalah laki-laki dalam usia produktif antara 25–39 tahun.
Adapun ketiga upaya yang telah disiapkan Kemenkes untuk menanggulangi situasi ini adalah surveilans (penyelidikan epidemiologi dan penyiapan laboratorium pemeriksa), terapeutik (terapi simtomatis, pemenuhan logistik antivirus khusus Mpox, dan pemantauan kondisi pasien), dan vaksinasi.
Sementara itu, vaksinasi akan dilakukan utamanya pada populasi yang paling berisiko mulai hari ini, Selasa (24/10), dengan jumlah sasaran sekitar 447 orang.
Vaksinasi diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta, yakni Klinik Carlo serta Puskesmas yang ada di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, dan Jakarta Barat.
Kriteria penerima vaksin monkeypox adalah laki-laki yang dalam 2 minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan sesama jenis dengan atau tanpa status ODHIV.
Vaksin akan diberikan dalam 2 dosis dengan interval 4 minggu. Jenis vaksin yang akan digunakan adalah vaksin impor yang diproduksi oleh Bavarian Nordic, Denmark dengan merk dagang JYNNEOS®️ kemasan single-dose.
Vaksin tersebut telah memiliki Sertifikat Pelulusan Vaksin (Certificate of Release) dari Badan POM terbit 17 Maret 2023.
“Stok vaksin Monkeypox kita aman. Saat ini, sebanyak 991 vial vaksin monkeypox sudah didistribusikan ke Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta untuk memenuhi kebutuhan program vaksinasi Monkeypox yang akan mulai diberikan Oktober ini,” tutup Maxi.