21.2 C
Indonesia

Keinginan Dunia Untuk Menggunakan Energi Terbarukan Berbanding Terbalik Dengan Kondisi di Lapangan

Must read

GLASGOW -Negara-negara di dunia saat ini ingin mengalihkan penggunaan bahan bakar yang bisa diperbaharui. Sayangnya, pada kenyataannya produksi energi terbarukan ini masih lebih rendah dibandingkan dengan permintaan energi global secara keseluruhan.

Manajer Analisis Tenaga Batu Bara Global dan Asia di S&P Global Platts Matthew Boyle mengatakan bahwa transisi dari penggunaan energi fosil tidak akan terjadi dalam waktu dekat ini. Karena saat ini penggunaan bahan bakar fosil terus meningkat, sementara keberadaan energi terbarukan masih terbatas.

“Pasar listrik global mengalami pertumbuhan permintaan listrik yang cepat karena pasar pulih dari pandemi. Terlepas dari semua penambahan kapasitas dalam pembangkitan energi terbarukan, jumlah daya yang saat ini dihasilkan oleh energi terbarukan masih belum cukup untuk memenuhi permintaan yang meningkat ini,” Matthew kepada CNBC hari ini, Kamis (4/11).

Baca Juga:

Matthew mengatakan bahwa pasokan energi terbarukan global akan tumbuh sebesar 35 gigawatt dari tahun 2021 hingga 2022, tetapi pertumbuhan permintaan listrik global akan naik sebesar 100 gigawatt selama periode yang sama. Jadi tiap negara harus memanfaatkan sumber bahan bakar tradisional untuk memenuhi sisa permintaan yang ada.

Badan Energi Internasional (IEA) meramalkan hal serupa. Menurut mereka permintaan listrik global akan pulih dengan kuat, melonjak hampir 5% tahun ini dan 4% pada 2022.

IEA juga mengatakan bila jumlah listrik yang dihasilkan dari energi terbarukan juga akan meningkat, yakni sebesar 8% tahun ini dan lebih dari 6% pada tahun 2022.

Terjadi Kekurangan Energi di Dunia

IEA juga merilis bahwa di saat yang bersamaan, jumlah uang yang dihabiskan untuk minyak dan gas bumi telah menurun karena harganya yang sempat jatuh di tahun 2020 dan industri menghadapi tekanan yang semakin besar dan dipaksakan untuk menjauh dari bahan bakar yang dianggap kotor ini.

World Energy Outlook 2021 yang dirilis bulan lalu menunjukkan total pengeluaran pada tahun 2021 sedikit lebih dari $350 miliar. Angka tersebut berada jauh di bawah level yang pernah dikeluarkan di tahun 2019.

“Dunia tidak cukup berinvestasi untuk memenuhi kebutuhan energi masa depan. Pengeluaran terkait transisi secara bertahap meningkat, tetapi masih jauh dari apa yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan layanan energi yang meningkat secara berkelanjutan,” kata laporan IEA.

Energi terbarukan memang penting, tapi sulit menghasilkannya karena energi jenis ini sangat tergantung pada iklim. Kepala Strategi Energi di Citi Research Anthony Yuen mengatakan banyak negara tidak memiliki didukung dengan iklim dan cuaca yang sempurna untuk menghasilkan energi terbarukan.

Misalnya di Eropa dan China, dua negara ini akan mengalami kesulitan menggunakan tenaga angin sebagai pembangkit di bulan September. Jadi Ia bertanya tentang solusi yang harus dipakai oleh negara-negara semacam itu selain dengan memakai energi yang tidak bisa diperbaharui seperti minyak dan gas alam.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru