KAZAKHSTAN – Menyusul situasi di Kazakhstan yang semakin kacau, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Nur-Sultan menerbitkan surat imbauan untuk para WNI yang ada di sana. Mereka diminta untuk selalu waspada dan berhati-hati serta menjauhi kerumunan.
Surat ini diharapkan dapat membantu WNI agar tidak terlibat dalam kerusuhan apapun yang sedang ataupun akan terjadi.
Dilansir dari Antara, imbauan yang diterima di Jakarta pada Kamis (6/1) itu berbunyi, “Sehubungan dengan perkembangan situasi di Kazakhstan dan diumumkannya state of emergency oleh Presiden Kazakhstan.
Seluruh WNI diminta untuk tidak bepergian ke luar rumah kecuali untuk hal-hal yang penting.”
Dalam keterangan tersebut juga disebutkan bahwa WNI diminta untuk selalu mematuhi aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat. Tetap menjaga ketertiban dan tidak melibatkan diri dalam aksi-aksi massa yang dilakukan di wilayah mereka.
“WNI juga diimbau untuk tidak memberikan komentar yang bersifat publik terhadap perkembangan situasi dalam negeri Kazakhstan.”
Selain itu, KBRI meminta para WNI untuk tetap terhubung satu sama lain lewat grup pesan yang mereka miliki maupun jalur-jalur komunikasi lainnya yang memungkinkan.
Tetap memberikan kabar terbaru kepada satu sama lain serta hal-hal yang sekiranya penting untuk diketahui bersama.
Dilansir dari Kompas, Khabar 24 melaporkan bahwa keadaan darurat telah ditetapkan di Kazakhstan menyusul gelombang protes yang tidak berhenti sejak kemarin.
Pengunjuk rasa bahkan dilaporkan sudah mulai menerobos bandara di kota Almaty yang merupakan kota terbesar di negara itu.
Pemicu awal dari aksi protes ini adalah harga bahan bakar gas cair (LPG) yang meningkat tajam. Warga yang merasa tidak adil, mengingat negara mereka yang kaya akan cadangan minyak dan gas, akhirnya melakukan protes yang ditujukan kepada pemerintah setempat.
Bentrokan di antara warga dan aparat keamanan lama kelamaan tidak dapat dihindarkan. Korban berjatuhan dari kedua pihak.
