23.6 C
Indonesia

Kasus Cacing Guinea Turun Drastis, Hanya Ada 14 Kasus di 2021

Must read

AFRIKA – Infeksi cacing guinea turun menjadi lebih dari selusin di seluruh dunia tahun lalu. Ini artinya, mimpi mantan presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter, untuk memberantas penyakit ini selama hidupnya akan segera terwujud.

Carter Center pada hari Rabu (26/1) melaporkan bahwa hanya ada 14 kasus penyakit cacing guinea pada manusia yang dilaporkan sepanjang tahun 2021 lalu.

Kampanye kesehatan masyarakat yang dijalankan selama bertahun-tahun untuk meningkatkan akses ke air minum yang aman di Afrika mulai menunjukkan hasilnya.

Baca Juga:

Air minum yang tidak bersih dapat mengandung parasit yang dapat ikut tertelan masuk ke dalam tubuh. Akibatnya, parasit berupa cacing itu dapat tumbuh di dalam tubuh bahkan hingga satu meter sebelum keluar dengan menyakitkan dari kulit.

Carter Center yang berbasis di Atlanta serta didirikan oleh Carter dan istrinya, Rosalynn, mengatakan, infeksi yang tersisa hanya teridentifikasi di empat negara di Afrika sub-Sahara, yaitu Chad, Sudan, Angola, dan Kamerun.

Angka kasus itu adalah setengahnya jumlah kasus tahun sebelumnya, ketika 27 kasus dilaporkan di tujuh negara Afrika.

Selain itu, angka ini adalah penurunan yang mengejutkan sejak Carter Center mulai memimpin upaya pemberantasan penyakit ini secara global yang dimulai pada tahun 1986 lalu. Saat itu, penyakit berparasit ini menginfeksi 3,5 juta orang.

Carter sendiri menjadikan pemberantasan penyakit sebagai salah satu dari banyak misinya.

“Mengatakan bahwa kita hanya memiliki 14 manusia [terinfeksi] di planet yang berpenduduk hampir delapan miliar orang adalah rekam jejak yang cukup fenomenal untuk program cacing guinea,” ucap Adam Weiss selaku Direktur Program Pemberantasan Cacing Guinea Carter Center kepada The Associated Press.

Kasus infeksi cacing guinea pada hewan, seperti anjing dan kucing, juga menurun 45 persen tahun lalu dibandingkan dengan tahun 2020.

Hal itu penting, kata Weiss, karena hewan peliharaan dan hewan peliharaan yang terinfeksi dapat berperan dalam menularkan penyakit ke manusia.

Cacing guinea menjangkiti sebagian orang yang lebih rentan di dunia, dalam hal akses ke air bersih, dan dapat dicegah dengan melatih orang-orang tersebut untuk menyaring dan minum air yang lebih bersih.

Cacing sepanjang satu meter ini mengerami manusia hingga satu tahun sebelum keluar dari tubuh secara menyakitkan. Umumnya, cacing keluar melalui kaki atau bagian tubuh yang sensitif lainnya.

Keberadaan cacing guinea sebetulnya tidak memberikan efek yang fatal.

Akan tetapi, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, penyakit yang disebabkan dapat sangat menyakitkan dan melemahkan.

Selain itu, orang yang terinfeksi juga tidak dapat bergerak dengan nyaman sampai cacing benar-benar keluar. Proses keluarnya cacing ini sendiri dapat memakan waktu berminggu-minggu.

Carter Center mampu mempertahankan upayanya melawan parasit ini meskipun terdapat gangguan sementara yang disebabkan oleh pandemi covid-19, kata Weiss.

“Kami memang … memiliki beberapa gangguan dalam pengawasan, tetapi setelah wabah covid-19 terjadi atau situasi tidak aman muncul, tim dapat mengakses kembali area serta memverifikasi bahwa anggota masyarakat masih melakukan pengawasan dan bahwa semua laporan memang benar diverifikasi,” ujarnya.

Hingga kini, hanya ada satu penyakit manusia yang pernah berhasil diberantas, yaitu penyakit cacar.

Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan bahwa kasus yang tersisa bisa menjadi yang paling sulit dikendalikan karena biasanya terjadi di daerah terpencil dan seringkali tidak dapat diakses.

 

Sumber: Al Jazeera

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru