AMERIKA SERIKAT – Sangat sulit mengakses kesehatan bila Anda miskin dan tinggal di Amerika Serikat.
Dalam hal mengakses kesehatan, warga kelas menengah AS sangat tergantung pada organisasi yang rela menyediakan pemeriksaan kesehatan gratis kepada masyarakat. Mereka rela antri dan datang meski lokasi pemeriksaan kesehatan tersebut jauh dari rumahnya.
Salah satunya adalah mengikuti pemeriksaan gigi gratis yang disediakan oleh organisasi nirlaba yang memberikan jasa konsultasi gratis kepada masyarakat secara gratis setiap akhir tahun.
Jadwal pemeriksaan tersebut dilakukan pada malam hari di sebuah lapangan di AS dan diikuti oleh ratusan orang yang sudah mengantri berjam-jam sebelumnya.
DW merilis bahwa kebutuhan akan pemeriksaan kesehatan gigi secara gratis sangat tinggi di AS. Kebanyakan yang ikut program ini biasanya adalah keluarga-keluarga kelas pekerja. Para pekerja ini diketahui mengalami kesulitan keuangan sehingga mereka lebih sering mengabaikan kesehatan mereka demi bisa membeli makanan untuk sehari-hari.
Dalam laporan media tersebut, pelayanan kesehatan di AS membaik di era Presiden Barack Obama, namun data menunjukkan bahwa di saat yang bersamaan 28 juta rakyat Amerika diketahui masih tidak memiliki asuransi kesehatan.
Syrenia Collins (58), mantan Marinis Amerika Serikat yang kini sudah pensiun sudah menanti sejak beberapa jam sebelumnya agar bisa ikut mendaftar di program pemeriksaan gigi gratis. Syrenia bahkan mendirikan tenda di tanah lapang tempat program itu berlangsung agar bisa membawa serta anak dan keponakannya.

Mereka semua ingin diperiksa kesehatan giginya karena biaya perawatan kesehatan di AS adalah yang termahal di dunia. Sebagian warga yang tinggal di AS bahkan diketahui tidak sanggup untuk menjangkaunya. Jadi, begadang sepanjang hari di lapangan sembari menanti jadwal periksa gigi gratis bukanlah hal yang sulit dilakukan oleh Syrenia.
“Saya harus melakukannya, tidak ada pilihan lain,” ujar Syrenia saat ditanya mengapa harus sampai menginap di tenda.
“Agar bisa mendapat giliran pertama,” tambahnya.
Pemeriksaan dimulai sejak pukul 06.00 pagi. Petugas akan memanggil pasien berdasarkan nomor antrian yang telah mereka dapatkan. Bila ingin mendapat nomor urutan pertama atau setidaknya mendapat kesempatan untuk dirawat giginya secara gratis, maka pasien harus menunggu sejak dini hari.
Klinik darurat ini dibangun di lapangan kosong. Beberapa tenda dipasang untuk melayani masyarakat yang sudah mendapat nomor antrian. Sistem semacam ini masih ada di AS padahal jaman sudah modern.
Mereka yang menjadi tim medis disini adalah kumpulan sukarelawan yang terdiri dari perawat, dokter umum dan spesialis, dan bahkan dokter dengan spesialisasi khusus yang khusus menangani penyakit kronis tertentu.
Tak hanya di lapangan, pemeriksaan gigi gratis juga kerap dilakukan di sebuah aula besar. 60 dokter gigi yang tergabung dalam sebua organisasi memberikan pelayanan gratis kepada masyarakat.
“Sangat mengharukan karena semua orang saling membantu. Kakak saya sebelum meninggal giginya semua dicabut. Dan saat itu tidak ada gigi pengganti padahal umurnya lebih muda dari saya yang sekarang. Saya selalu memikirkan masalah gigi yang dulu dia hadapi. Gigi sangat penting,” kata Syrenia sembari menangis.
Syrenia datang untuk mencabut giginya yang sakit. Usai mencabut gigi, Syrenia diarahkan ke ruangan lain tempat dimana Ia akan diberikan gigi palsu baru. Semuanya dilakukan oleh para dokter sukarelawan dan dijalankan oleh para donatur.
Cetakan gigi profesional dibawa ke ruangan tersebut untuk melayani masyarakat yang membutuhkan.
Syrenia menangis bahagia karena berhasil mendapat sepasang gigi baru di hari itu. Dia akhirnya bisa tersenyum sebagaimana biasanya.
Secara umum, Syrenia seharusnya membayar 3.000 dolar atau setara dengan Rp42 juta untuk perawatan cabut gigi dan pemasangan gigi palsu baru. Namun, dengan kegigihannya, Syrenia dapat menikmati perawatan profesional itu secara gratis.
Orang AS memang sangat suka jadi sukarelawan. Jadi pelayanan semacam ini sangat membantu masyarakat yang tidak memiliki uang untuk menikmat layanan kesehatan yang harganya selangit.