JAKARTA – Sesuatu yang beracun sewajarnya dijauhi karena sifatnya yang membahayakan. Tapi, bagaimana jika sesuatu tersebut bisa menghasilkan keuntungan yang lumayan karena menyimpan manfaat di balik racunnya?
Adalah kalajengking deathstalker (Leiurus quinquestriatus), salah satu kalajengking paling berbahaya di planet ini, yang racunnya punya potensi di masa depan.
Mengutip UNILAD, hewan ini umum ditemukan di padang pasir dan semak belukar Afrika Utara dan Timur Tengah.
Dan sesuai dengan namanya, kalajengking deathstalker diketahui menghasilkan racun paling mematikan yang dikenal manusia.
Manusia mungkin tidak akan terbunuh oleh sengatnya. Hanya saja, hal itu akan menciptakan pengalaman yang sangat menyakitkan dan tidak menyenangkan.
Itu mirip dengan kondisi setelah disengat oleh jenis kalajengking lainnya, yang racunnya luas dikenal memang tidak mengancam jiwa.
Bedanya, racun dalam sengat kalajengking deathstalker mengandung sesuatu yang tidak dimiliki oleh racun kalajengking lainnya.
Yaitu klorotoksin, peptida yang berpotensi digunakan dalam sejumlah terobosan medis termasuk mengobati beberapa jenis kanker dan beberapa penyakit.
Klorotoksin telah digunakan untuk mengidentifikasi ukuran dan lokasi tumor kanker. Dalam percobaan pada nyamuk, senyawa ini diketahui mampu menghilangkan malaria–dan membawa harapan akan hasil serupa jika digunakan pada manusia.
Diberitakan oleh Insider, atas manfaatnya itu, industri pun menghargai racun ini senilai $39 juta (sekitar Rp576 miliar) untuk setiap galonnya.
Tentu jumlah itu bukan jumlah yang sedikit, mengingat racun yang dimiliki setiap ekor kalajengking tidak mungkin setara dengan susu yang dimiliki seekor sapi.
Oleh sebab itu, untuk memenuhi permintaan satu galonnya, dibutuhkan kira-kira 2,64 juta ekor kalajengking deathstalker. Fantastis, bukan?
Apakah Anda tertarik dengan jenis usaha ini?
Sumber: UNILAD
Baca juga: Tak Sadar Ada Yang Menumpang, Perempuan Ini Kaget Temukan Kalajengking di Koper Liburannya