BRASIL – Seorang jurnalis veteran Inggris dan pakar urusan adat Brasil hilang di Lembah Javari yang terpencil, di bagian paling barat negara bagian Amazonas, Brasil.
Berdasarkan koordinasi dari organisasi adat setempat, jurnalis yang bernama Dom Phillips itu, dan koleganya yang bernama Bruno Araújo Pereira, dinyatakan telah menghilang selama lebih dari 30 jam.
Pereira sendiri adalah seorang staf yang sedang cuti dari Yayasan Nasional Adat Brasil (FUNAI).
Organisasi yang dikenal sebagai UNIVAJA itu mengatakan bahwa informasi satelit menunjukkan lokasi terakhir keduanya pada Minggu (5/6) pagi adalah komunitas São Rafael.
Mereka sebelumnya memang diharapkan bertemu dengan seorang pemimpin lokal yang tidak pernah muncul di tempat itu.
Setelah itu, keduanya seharusnya melakukan perjalanan dua jam ke Atalaia do Norte, tetapi tidak pernah tiba.
Pencarian pun dilakukan. Akan tetapi, Lembah Javari yang merupakan kawasan sungai dan hutan dengan rumah-rumah bagi ribuan penduduk asli dan sekitar 16 kelompok yang belum tersentuh membuat kegiatan ini cukup sulit.
Menurut Eliesio Marubo, perwakilan hukum UNIVAJA, angkatan laut dan polisi militer negara bagian juga berpartisipasi dalam upaya pencarian Phillips dan Pereira.
Sementara itu, kantor kejaksaan federal Brasil dan polisi federal dikerahkan untuk menyelidiki situasi keduanya.
Gubernur negara bagian Amazonas Wilson Lima telah memerintahkan pengerahan pasukan khusus polisi untuk memperkuat operasi pencarian dan penyelamatan.
Ancaman pembunuhan
Dalam siaran pers pada hari Senin (6/6), UNIVAJA menyatakan bahwa Phillips dan Pereira telah menerima ancaman pembunuhan sebelum mereka menghilang.
“Kami tekankan bahwa dalam minggu penghilangan tersebut, menurut laporan dari karyawan UNIVAJA, tim menerima ancaman di lapangan. Ancaman itu bukan yang pertama,” demikian bunyi rilis tersebut.
Daerah ini berada di bawah perlindungan pemerintah, namun serangan berulang kali yang dilakukan oleh para perampas tanah, penambang ilegal, pemburu ilegal, dan nelayan ilegal sebelumnya telah menghasilkan konflik berdarah.
Menurut Kantor Kejaksaan Umum Brasi, pada September 2019, pekerja urusan adat lainnya, Maxciel Pereira dos Santos, dibunuh di daerah yang sama.
Phillips adalah kontributor lama untuk surat kabar Inggris The Guardian. Editor lingkungan global publikasi tersebut, Johnathan Watts, telah meminta pihak berwenang Brasil untuk mengambil tindakan cepat.
“Dom Phillips, seorang jurnalis luar biasa, kontributor tetap Guardian, dan teman baik, hilang di Javari Valley of Amazon setelah ancaman pembunuhan terhadap rekan pribuminya, Bruno Pereira, yang juga hilang,” tulis Wats di akun Twitternya, Senin.
“[Saya] Menyerukan pihak berwenang Brasil untuk segera meluncurkan operasi pencarian,” imbuhnya.
“The Guardian sangat prihatin dan segera mencari informasi tentang keberadaan dan kondisi Phillips. Kami sedang berhubungan dengan kedutaan Inggris di Brasil dan otoritas lokal dan nasional untuk mencoba menetapkan fakta sesegera mungkin,” ujar The Guardian dalam sebuah artikel tentang Phillips.
Sementara itu, Diego Lobo dari British Council mengatakan kepada CNN bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan otoritas lokal di Brasil setelah kabar hilangnya Phillips tersiar dan akan “memberikan dukungan konsuler kepada keluarganya”.
‘Keamanan profesional pers’
Berbagai organisasi pers telah menyatakan keprihatinan mereka atas hilangnya Phillips serta mengingat-ingat bahaya meliput operasi penambangan ilegal di wilayah tersebut. Mereka mendesak pemerintah Brasil untuk segera melakukan pencarian.
“Kami juga menuntut agar pemerintah Brasil bertindak tegas untuk memastikan keselamatan para profesional pers, baik yang merupakan warga Brasil maupun orang asing, yang bekerja di wilayah itu dan yang telah mengalami beberapa ancaman terhadap pekerjaan mereka di wilayah konflik penambangan tidak teratur ini,” ujar Asosiasi Koresponden Pres Asing dalam sebuah pernyataan.
Sumber: CNN