23.7 C
Indonesia

Joe Biden Kecam Pembunuhan Bocah Illinois Yang Didorong oleh Kebencian

Must read

AMERIKA SERIKAT – Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan ia “terkejut dan muak” dengan pembunuhan seorang anak Muslim di negara bagian Illinois.

Anak laki-laki berusia 6 tahun itu dibunuh pada Minggu (15/10). Kasusnya tengah diselidiki oleh Departemen Kehakiman sebagai kejahatan rasial federal.

“Tindakan kebencian yang mengerikan ini tidak memiliki tempat di Amerika, dan bertentangan dengan nilai-nilai fundamental kita: kebebasan dari rasa takut terhadap cara kita berdoa, apa yang kita yakini, dan siapa kita,” kata Biden dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam, dikutip dari POLITICO.

Baca Juga:

“Sebagai orang Amerika, kita harus bersatu dan menolak Islamofobia serta segala bentuk kefanatikan dan kebencian,” lanjut Biden.

“Saya telah berulang kali mengatakan bahwa saya tidak akan diam menghadapi kebencian. Kita harus bersikap tegas. Tidak ada tempat di Amerika untuk kebencian terhadap siapa pun.

Wakil Presiden Kamala Harris mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (16/10) sebagai tanggapan atas pembunuhan tersebut bahwa “kebencian tidak memiliki tempat di Amerika”.

“Kami dengan tegas mengutuk kebencian dan Islamofobia dan mendukung komunitas Palestina, Arab, dan Muslim Amerika,” kata Harris.

Pada Sabtu (14/10), seorang pria Illinois berusia 71 tahun menikam hingga tewas seorang anak laki-laki berusia 6 tahun dan melukai ibunya yang berusia 32 tahun.

Menurut polisi, ia menargetkan keduanya karena keyakinan Islam mereka di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.

Kantor sheriff menyebut anak laki-laki itu, yang diidentifikasi Wadea Al-Fayoume, ditikam sebanyak 26 kali dan dinyatakan meninggal di rumah sakit.

Ibu Al-Fayoume juga ditusuk beberapa kali namun diperkirakan akan pulih.

Tersangka, Joseph M. Czuba, didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama, percobaan pembunuhan tingkat pertama, dua tuduhan kejahatan rasial, dan penyerangan dengan senjata mematikan, menurut kantor sheriff.

Departemen Kehakiman mengumumkan Minggu malam bahwa mereka telah membuka penyelidikan kejahatan rasial federal atas peristiwa yang menyebabkan kematian Al-Fayoume dan luka-luka yang diderita ibunya.

Jaksa Agung Merrick Garland mengatakan ia “patah hati atas pembunuhan yang keji itu”.

Setelah pecahnya perang, polisi di kota-kota dan otoritas federal AS sangat waspada terhadap kekerasan yang didorong oleh sentimen antisemit atau Islamofobia.

DOJ mengatakan insiden tersebut “tidak dapat membantu tetapi semakin meningkatkan ketakutan komunitas Muslim, Arab, dan Palestina di negara kami sehubungan dengan kekerasan yang dipicu oleh kebencian”.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru