22.5 C
Indonesia

Jenderal Rusia Tewas Berkat Tembakan Jitu Sniper Ukraina, Barat Nilai Situasi ini Pukulan Pahit Untuk Putin

Must read

RUSIA – Setelah lebih dari sepekan melangsungkan invasi ke Ukraina, pasukan militer Rusia menerima berita buruknya, yaitu kematian jenderal top mereka akibat tembakan jitu sniper Ukraina.

Untuk Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri, media barat menyebut kabar ini sebagai pukulan pahit baginya.

Jenderal tersebut adalah Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky, seorang komandan Divisi Lintas Udara ke-7 Rusia sekaligus wakil komandan Tentara Gabungan ke-41 Distrik Militer Pusat Rusia.

Baca Juga:

Meskipun kematiannya belum dikonfirmasi oleh Kementerian Pertahanan Rusia, rekan Sukhovetsky, Sergey Chipilyov, memberikan kesaksiannya di media sosial yang kemudian diberitakan oleh banyak media.

“Dengan rasa sakit yang luar biasa, kami menerima berita tragis tentang kematian teman kami, Mayor Jenderal Andrey Aleksandrovich Sukhovetsky, di Ukraina selama operasi khusus. Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarganya,” ujarnya.

Dikutip dari DailyMail, seorang sumber militer mengonfirmasi bahwa Sukhovetsky telah dibunuh oleh sniper atau “penembak jitu”.

Surat kabar Rusia, Pravda, menuliskan Sukhovetsky sebagai alumni Ryazan Higher Airborne Command School yang lulus pada tahun 1995 silam.

Ia adalah seorang veteran berusia 47 tahun yang sangat dihormati dengan dua penghargaan Order of Courage, Order of Military Merit, dan Medal of Courage.

Jabatan wakil komandan tentara divisi ke-41 nya baru ia terima pada Oktober tahun lalu.

Sukhovetsky juga menerima pujian khusus atas partisipasinya dalam pencaplokan Semenanjung Krimea oleh Rusia pada 2014 lalu.

Christo Grozev, direktur eksekutif situs web jurnalisme investigasi Bellingcat, menulis di akun Twitternya bahwa kematian Sukhovetsky ini akan menjadi “demotivasi utama” bagi tentara Rusia.

Sementara itu, setelah lebih dari sepekan invasi ini juga, pihak Rusia baru mengakui tewasnya hampir 500 tentara mereka dalam “operasi militer khusus” di Ukraina.

Angka itu diungkap bersama jumlah tentara yang terluka, yaitu sebanyak 1600 orang.

Akan tetapi, pejabat Inggris mengatakan bahwa jumlah sebenarnya hampir pasti akan jauh lebih tinggi dan akan terus meningkat selama invasi masih terus diluncurkan.

Di sisi lain, angkatan bersenjata Ukraina mengklaim bahwa Rusia telah kehilangan 9.000 pasukannya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru