BUTON UTARA – Sempat ramai di media sosial beberapa waktu lalu, seorang pria yang membuktikan betapa rapuhnya jalanan beraspal di Buton Utara, Sulawesi Tenggara.
Saking rapuhnya jalanan tersebut, ia bahkan bisa mengeruknya hanya dengan tangan–seperti mengeruk pasir.
“Pengaspalan ini tidak beres ini. Gimana ini ngerjain? Harap kontraktor kerja ulang, jangan kerja seperti ini. Tidak benar ini,” tutur pria di dalam video.
“Berhamburan. Lihat, ini bukti. Sepanjang jalan seperti ini,” tambahnya.
Dalam video berdurasi kurang lebih satu menit itu, pria tersebut tampak terus-menerus mengeruk aspal jalanan dengan mudah.
Aspal yang dikeruknya ia hamburkan di pinggir jalan yang lebih tinggi sebelum kembali mengeruk sisi yang lain.
Video yang menunjukkan aksi pria tersebut diunggah oleh akun @andreli_48 di Instagram pada akhir Januari lalu.
Hingga tulisan ini dibuat, video tersebut telah ditonton lebih dari 1,5 juta kali dan mendapatkan lebih dari dua ribu komentar.
Beberapa netizen menyayangkan hasil aspal yang membentuk jalanan yang tampak masih baru itu, mengingat Buton Utara adalah salah satu kawasan penghasil aspal.
Beberapa yang lain memberikan komentar bernada menyindir, dengan menganjurkan pengguna jalan bersabar terlebih dahulu menunggu aspal jalanan yang pada akhirnya akan tetap sama buruknya.
“Padahal disana penghasil aspal tapi aplikasinya kok,” tulis @aishawafi354_wiraswasta.
“Padahal di Buton salah satu penghasil aspal alam terbesar,” tulis @assr_asr.
“daerahnya penghasil aspal, tapi jalan yg di aspal ko seperti itu..,” tulis @chandra_issasmita.
“Truk lewat langsung geser semua itu,” tulis @selotepungu.
“Kalo pinggir nya itu min wajar tdak padat, tdk salah siapa2 situ itu. Coba aja dikorek ditengah nya, siapa tau sama juga itu,” tulis @fahroell_ms.
“Itu aspal baru dibuat min,memang kayak gt,nanti lama kelamaan tambah ….ancur,” tulis @gielar_yoga.
“Kalo ngerjainnya di kota dan di lihat banyak orang ya bagus,” tulis @fann_fahrudin.
Di samping komentar-komentar seperti itu, ada juga komentar netizen yang meminta kasus ini untuk diusut.
Pasalnya, dana perbaikan jalan umumnya berasal dari dana daerah yang didapatkan dari pajak masyarakat.
Jika hal ini terus terjadi, rasanya masyarakat membayar pajak untuk sesuatu yang pada akhirnya tidak sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri.