23.1 C
Indonesia

Intip Keseruan Perayaan Waisak 2566 BE di Candi Borobudur

Must read

MAGELANG – Perayaan Waisak 2566 BE yang terpusat di Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah, pada hari Senin (16/5) kemarin berjalan dengan lancar.

Semua kegiatan mulai dari kirab, semedi, hingga pelepasan lampion pada malam harinya meninggalkan kenangan yang manis bagi setiap partisipannya setelah dua tahun absen karena pandemi covid-19.

Semua rangkaian tersebut pun masih dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat. Para biksu hingga umat Buddha yang ambil bagian dari pagi hingga malam mengenakan masker serta menjaga jarak satu sama lain.

Baca Juga:

Prosesi kirab atau berjalan kaki dilakukan sejauh 3,5 kilometer dari Candi Mendut ke Candi Borobudur dengan membawa air berkah dan api dharma yang telah disakralkan.

Dilansir dari Kompas, iring-iringan ini juga dilengkapi dengan penampilan marching band, mobil-mobil hias, relik sang Buddha Gautama, tripitaka, hingga gunungan hasil bumi.

Selama perjalanan, para biksu yang berada di dalam mobil hias memercikkan air berkah yang diambil dari Umbul Jumprit, Kabupaten Temanggung.

Hal ini tentunya mengundang perhatian banyak masyarakat setempat yang daerahnya dilewati rombongan. Mereka berdiri di sisi jalan guna melihat keseruan barisan kirab yang tiada henti.

Sesampainya di Candi Borobudur, umat Buddha langsung menuju altar candi dan melakukan meditasi yang dipimpin oleh Bhikku Wongsin Labhiko Mahathera.

Dilaporkan oleh Detik bahwa terdapat pemukulan gong sebanyak 3 kali pada saat detik-detik Waisak dimulai, yaitu pada pukul 11.13.46.

Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi yang memberikan sambutan pun mengatakan bahwa perayaan ini adalah salah satu wujud keyakinan dan bakti umat Buddha kepada sakyamuni Buddha Gautama.

“Peringatan detik-detik Tri Suci Waisak yang dilaksanakan setiap tahun bukan hal sebatas acara seremonial semata, namun merupakan salah satu wujud keyakinan dan bakti umat Buddha seluruhnya kepada sakyamuni Buddha Gautama,” ujarnya, dikutip dari Detik, Senin (16/5).

“Kami atas nama pemerintah RI mengucapkan Selamat Hari Raya Tri Suci Waisak semoga berkah penerangan dan kebijaksanaan menghiasi kehidupan kita bersama,” imbuhnya.

Ketika malam tiba, prosesi penerbangan lampion dimulai. Dilansir dari Antara, prosesi ini diadaptasi oleh umat Buddha Indonesia dari tradisi umat Buddha di Thailand dalam memuja keagungan sang Buddha.

Dalam sekejap, langit Borobudur yang sebelumnya gelap langsung bercahaya karena penerangan dari ribuan lampion yang diterbangkan.

Uniknya, tidak hanya umat Buddha yang diperbolehkan menerbangkan lampion. Umat dari agama lain juga ikut ambil bagian dari keseruan yang satu ini.

Prosesi ini pun diharapkan dapat menjadi salah satu kunci untuk menarik perhatian wisatawan, baik yang berasal dari daerah lain di Indonesia maupun dari mancanegara.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru