INGGRIS – Selain pengaruh dan kekuasaannya, hal lain yang kerap mencuri perhatian dari kemunculan anggota Kerajaan Inggris di hadapan publik adalah setelan yang mereka kenakan.
Apakah ada makna khusus di balik pemilihan setelan tersebut? Berapa kira-kira harga yang dikeluarkan untuk keseluruhan penampilannya? Dan sebagainya.
Salah satu yang mungkin lebih disadari dari yang lain adalah penggunaan celana pendek oleh para pangeran yang masih kanak-kanak.
Di tengah para pria dewasa yang tampak gagah dengan jas dan celana panjangnya, juga para wanita dan anak perempuan yang tampil anggun dengan gaunnya, muncul para pangeran yang masih kanak-kanak dengan celana pendeknya–yang dipadu padan dengan jenis atasan apapun.
Mereka mengenakan celana pendek dalam situasi apapun, di manapun, pada musim apapun.
Dilansir dari National Post, seorang ahli etika Inggris William Hanson pada tahun 2016 mengungkap bahwa tradisi ini memang mengharuskan anak laki-laki dari kalangan kelas atas untuk tidak mengenakan celana panjang sampai mereka berusia 8 tahun.
“Celana panjang untuk laki-laki yang lebih dewasa, sedangkan celana pendek pada anak laki-laki adalah salah satu penanda kelas yang tak disuarakan yang kami miliki di Inggris,” jelasnya kepada Harper’s Bazaar.
“Meskipun masa telah (perlahan) berganti, celana pendek pada anak laki-laki dianggap agak kelas menengah–agak suburban. Dan tidak ada aristo atau bangsawan yang menghargai diri sendiri yang ingin dianggap suburban,” sambungnya.
Pangeran Harry, dalam program dokumenter “Diana, Our Mother: Her Life and Legacy”, mengungkapkan bahwa celana pendek yang dikenakannya semasa kanak-kanak dahulu adalah “setelan teraneh”
“Melihat kembali foto-foto itu, membuat saya tertawa,” tuturnya.
“Saya hanya berpikir, ‘bagaimana bisa Anda melakukan itu kepada kami?’” lanjutnya.
Ia lantas menambahkan bahwa setelannya terkadang serasi dengan setelan Pangeran William dan tentunya dilengkapi dengan “celana pendek yang aneh”.
Pada tahun 2014, sebelum Natal, Pangeran George–anak dari Pangeran William–mengikuti sesi foto bertema liburan dengan setelan yang membingungkan People Magazine.
Ia tampil manis dengan baju lengan panjang berwarna putih, vest berwarna biru, celana pendek berwarna hitam, serta sepatu dan kaus kaki yang senada dengan celananya.
Mengingat waktu pemotretan yang telah memasuki musim dingin, setelan tersebut tentu membingungkan.
“Anak laki-laki mengenakan celana pendek sampai mereka berusia 8 tahun,” ungkap Ingrid Seward, editor majalah Majesty, kepada People.
“Celana pendek sampai Anda berusia 8 tahun dan lalu ‘woo, Anda mengenakan celana panjang’ … Mereka tiba-tiba merasa sangat dewasa,” imbuhnya.
Tradisi itu, menurut Hanson, kemungkinan berasal dari praktik “sungsang” selama berabad-abad.
Sampai tahun 1920-an, anak laki-laki di Eropa Barat diharapkan mengenakan pakaian yang secara eksklusif dibuat untuk tahun-tahun pertama kehidupan mereka, menurut V&A Museum of Childhood.
Jadi, anak laki-laki itu “sungsang” ketika dia diberi celana pendek pertamanya, biasanya dalam upacara formal yang menandai perjalanannya “dari masa bayi ke masa kanak-kanak”.
“Anak laki-laki muda tidak akan merasa mencolok,” ujar pihak museum, “karena pada saat itu mengenakan setelan itu dianggap normal, meskipun mereka pasti berharap untuk mendapatkan celana panjang pertama mereka dan dianggap lebih dewasa.”