JAKARTA – Kemampuan seluruh pabrik pupuk di Tanah Air untuk memproduksi hanya 13 juta ton dalam 1 tahun. Demikian dikatakan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Dedi Nursyamsi dalam acara Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) yang diadakan pada Jumat (26/11) pagi.
“Dari 13 juta ton itu sebagian kecil diantaranya yakni 1 juta ton diekspor dan sebagian lagi dipakai untuk keperluan dalam negeri tapi non subsidi yang jumlahnya mencapai 3 juta ton. Sementara 9 juta ton lainnya dipakai sebagai pupuk bersubsidi yang diberikan kepada petani,” ungkap Dedi.
Dalam proses penyaluran pupuk bersubsidi, kata Dedi, akan menjadi bagian dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Kementerian Pertanian agar bisa sampai ke petani.
Ia mengatakan di tahun 2020 lalu tim Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) mengusulkan bantuan pupuk subsidi sebanyak 24 juta ton kepada masyarakat. Namun pihaknya hanya bisa memasok 9 juta ton saja kepada petani.
Kata Dedi, bahwa di tahun 2020 lalu anggota penyuluh yang mendaftarkan nama-nama petani yang akan menerima bantuan pupuk subsidi adalah sebanyak 24 juta ton. Namun pada kenyataannya pihaknya hanya bisa memasok 9 juta ton kepada petani yang terdaftar dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
“Jadi sulit untuk menambah pengajuan pupuk subsidi,” katanya.
Untuk itu, khusus di tahun 2021 ini, Dedi meminta agar para penyuluh bekerja lebih giat agar petani yang menerima manfaat pupuk subsidi akurat. Selain itu, penyuluh juga diminta untuk mempelajari kondisi tanah petani calon penerima pupuk subsidi dengan seksama. Sehingga pupuk yang diberikan pada lahan-lahan mereka tepat sasaran.
Pasalnya, sejumlah daerah di Jawa Timur dan Madiun diketahui memberikan pupuk tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemupukan berlebih ini menurut pandangan Dedi justru merugikan petani karena membuat tanaman cepat rusak meski hanya diterpa angin.
“Akurasi data penerima pupuk subsidi harus diperiksa kembali karena dikhawatirkan ada diantara petani-petani tersebut yang sudah meninggal dunia atau pindah lokasi pertanian,” ujarnya.
“Kalau pupuk berlebih artinya buang-buang duit. Orang cari duit kita buang-buang duit,” tandasnya.