THE EDITOR – Bukan rahasia lagi bila perempuan masih kurang mendapatkan haknya sebagai manusia di dunia ini. Namun, ada satu bagian penting yang belum pernah terjamah oleh tangan manusia, yaitu cara untuk mendidik perempuan agar peduli pada hak mereka sendiri.
Seorang perempuan bernama Indira Yusuf Ismail mengatakan bila salah satu cara bagi perempuan untuk memperoleh haknya secara utuh adalah melalui pendidikan.
Ketua Tim Penggerak PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) sekaligus istri dari Walikota Makassar Danny Pomanto ini diketahui sangat fokus mendorong kesejahteraan perempuan dan anak-anak di kotanya.
Dalam perbincangan singkat dengan The Editor pada Selasa (24/9/2024) malam, Indira mengatakan bila ia masih terus berharap agar sistem pendidikan berkelas internasional dapat tersedia di setiap kota-kota kecamatan yang ada di Makassar.
Karena menurutnya selama ini, salah satu penyebab munculnya pernikahan dini di Makassar karena minimnya pendidikan wanita dan calon ibu.
Bagaimana Proses Terjadinya?
Indira membeberkan bila selama bertugas sebagai Ketua PKK Kota Makassar, ia menemukan kenyataan bila pernikahan usia dini masih jadi salah satu persoalan yang harus dituntaskan oleh pemerintah.
Pernikahan usia dini di Makassar, lanjutnya, umum terjadi di kalangan perempuan dari kelas menengah ke bawah. Dan, pernikahan ini terjadi bukan karena paksaan, namun, tetap saja memberikan kerugian pada pihak perempuan.
“Kalau pernikahan dini barangkali bulan madunya 1 bulan. Syukur kalau satu bulan, kalau seandainya (ada bulan madu), sudah (timbul) masalah (duluan). Jadi, dalam menyelesaikan persoalan ini, perempuan ada yang berpikiran pendek, ada juga yang panjang. Jadi, kita edukasi,” katanya.
Salah satu cara yang Indira lakukan agar bisa berperan dalam mendorong kesejahteraan perempuan dan anak adalah dengan mendirikan shelter yang khusus menyediakan lembaga bantuan hukum dan konseling.
Kata Indira, ia meminta pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan agar menyediakan shelter semacam itu di setiap kecamatan di kota tempat ia tinggal.
“Tempat itu akan menjadi solusi bagi perempuan dalam mencari jalan keluar,” katanya.
Pendidikan Sekolah Dasar Adalah Kuncinya
Indira saat ini diketahui tengah maju sebagai salah satu Calon Walikota Makassar yang akan berlaga di Pilkada tahun 2024 ini.
Saat ditanya lebih jauh tentang program pemberdayaan wanita dan anak ini, Indira mengatakan bila program ini ia harapkan berhasil secepat mungkin. Alasannya karena program pemberdayaan wanita, pengentasan buta huruf dan pencegahan pernikahan dini harus dilakukan agar masyarakat memahami cara menciptakan keluarga yang sejahtera.
“Kalau mungkin besok (bisa selesai) besok deh,” katanya sembari tertawa.
Bagi Indira, pendidikan tidak untuk perempuan yang bekerja di kantoran semata, tapi juga milik perempuan yang memilih profesinya sebagai seorang ibu rumah tangga.
Saat berkeluarga, lanjutnya, perempuan juga harus memiliki kemampuan untuk mendidik suami dan anaknya. Pengetahuan seperti itu, menurutnya, hanya bisa didapatkan oleh perempuan di lembaga pendidikan.
“Kalau semua perempuan yang sudah berkeluarga bisa membentuk ketahanan keluarga, saya kira masalah-masalah yang ada bisa di eliminer,” katanya lagi.
Di bagian lain, Indira juga menggandeng Dinas Pendidikan Kota Makassar agar sekolah-sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Makassar berstandar internasional.
Sekolah-sekolah di 15 kecamatan kota jadi target perencanaan program ini yang dimulai dari TK, SD, SMP dan SMA.
Tidak muluk-muluk, lanjut Indira, selama ini ia menargetkan agar 1 dari 15 kecamatan tersebut dapat memiliki sekolah-sekolah bertaraf internasional.
Bila berhasil, Indira ingin agar setiap kecamatan membuat program yang sama.
“Saya yakin. Saya menyampaikan ke pemerintah bahwa program ini harus dipenuhi,” katanya.
“Bunda Paud (Indira) di periode ini bekerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk membuat Sekolah Paud di 15 Kecamatan yg ada di Kota Makassar (jadi total sekolah harusnya 15 sekolah) hanya saja sekarang baru jadi 2 sekolah di 2 kecamatan Yaitu Kecamatan Mariso dan Tamalate. Dan sekarang masih ada 3 sekolah yang dalam tahap pembangunan,” ungkapnya lagi.
Memperjuangkan Kantor Untuk PKK
Banyak cerita menarik yang dilakukan oleh Indira ternyata tidak hanya di dunia pendidikan dan perempuan saja.
Salah satu yang ia lakukan untuk memperjuangkan hak perempuan adalah dengan mendorong terbentuknya kantor PKK.
“Dulu PKK Kota Makassar nggak punya kantor, pernah punya kantor diambil dinas pendidikan, terus saya buat kantor di Karimusu dicantik-cantikin diambil lagi. Akhirnya kita berkantor di Rumah Jabatan (Rujab). Tapi kan repot kalau ada tamu. Akhirnya saya minta kantor untuk PKK karena PKK membantu program pemerintah dan turun ke masyarakat. Kita kan bersentuhan dengan masyarakat. Dan akhirnya makassar punya kantor yang representatif,” ungkapnya.
Tegas Meski Suaminya Adalah Seorang Walikota
Sebagai seorang istri walikota, Indira mengatakan bila ia selalu tegas dalam menyampaikan program penting yang harus dilakukan pemerintah kepada masyarakat.
Di kehidupan sehari-hari di rumah dan di kantor, lanjutnya, Indira mengatakan selalu memanfaatkan momen untuk menyampaikan kebutuhan masyarakat yang ia temui saat bertugas sebagai Ketua Tim Penggerak PKK.
Indira mengaku bahkan akan menunggu hingga waktu yang tepat agar suaminya, Danny Pomanto yang menjabat sebagai Walikota Makassar mengetahui persoalan apa yang tengah dihadapi PKK Makassar dalam berbagai bidang.
“Kalau bertemu (suaminya, Danny Pomanto) saya katakan kita harus berjuang. Nanti dia lupa kalau kita tidak ingatkan selalu,” katanya.
“Saya kekeh kalau saya, bener-bener saya perjuangkan,” katanya lagi.
Meski demikian, Indira menegaskan bila suaminya mendukung kontribusinya untuk dunia pendidikan dan kesejahteraan perempuan selama bertugas sebagai Ketua PKK Makassar.