22.2 C
Indonesia

Ilmuwan Ungkap Bakteri Pemakan Sampah Plastik di Lautan

Must read

BELANDA – Sekelompok ilmuwan di Royal Netherlands Institute for Sea Research (NIOZ) mengungkap bahwa bakteri selama ini memakan sebagian plastik yang dibuang ke lautan.

Sekitar 12 juta ton plastik dilaporkan mencemari lautan setiap tahunnya, namun survei pengambilan sampel hanya mendeteksi sekitar satu persen dari kegiatan ini.

Para ilmuwan kemudian mengira mereka telah menemukan ‘potongan teka-teki’ dari fenomena ini, yaitu ada andil bakteri di dalamnya.

Baca Juga:

Saat plastik masuk ke lautan, sinar matahari mendegradasinya menjadi “potongan kecil-kecil”, jelas Maaike Goudriaan, mahasiswa doktoral NIOZ.

Potongan-potongan itulah yang dilahap oleh bakteri serangga Rhodococcus ruber, yang kemudian mengeluarkan karbon dioksida.

“Ini adalah pertama kalinya kami membuktikan bahwa bakteri benar-benar mencerna plastik menjadi CO2 dan molekul lain,” kata Goudriaan.

“Ini tentu bukan solusi untuk masalah plastik di lautan kita. Akan tetapi, ini adalah bagian lain dari jawaban atas pertanyaan ke mana perginya semua ‘plastik yang hilang’ di lautan.”

Lalu, berapa banyak plastik di lautan yang dicerna oleh bakteri?

Para peneliti menguji teori mereka di laboratorium dengan memberi makan plastik ke bakteri dalam air laut yang terjaga.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa bakteri dapat mengurai sekitar satu persen dari plastik yang tersedia per tahun–dan hal itu mungkin benar terjadi di laut.

“Itu mungkin perkiraan yang terlalu rendah,” kata Goudriaan.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan dengan tepat berapa banyak plastik lautan yang dimakan oleh bakteri.

Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa bakteri alami melahap polusi di danau, menghentikan pelepasan bahan kimia tidak alami yang merusak ekosistem lokal.

Pada tahun 2020, para peneliti di Jerman menemukan strain bakteri yang mampu mengurai beberapa bentuk plastik.

Seberapa buruk plastik bagi planet ini?

Sayangnya, bakteri sendiri bukanlah ‘solusi’. Bahkan jika mereka memakan satu persen plastik laut, 99 persen sisanya berdampak buruk bagi satwa liar.

Seperti burung laut, yang 90 persen di antaranya dilaporkan memiliki plastik di ususnya.

Material ini membutuhkan waktu jutaan tahun untuk terurai. Dari 10 miliar ton plastik yang pernah dibuat, 6 miliar ton berada di tempat pembuangan sampah atau mencemari lingkungan.

Daur ulang dapat membantu mengurangi beberapa dampak terburuk dari plastik.

Akan tetapi, laporan tahun 2022 oleh Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menemukan bahwa hanya 9 persen plastik yang berhasil didaur ulang.

 

Sumber: euronews

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru