JAKARTA – 2023 diprediksi menjadi tahun terpanas di dunia dalam 100.000 tahun terakhir, sekaligus dinobatkan sebagai tahun terpanas yang tercatat pernah dialami Bumi.
Hal ini terungkap dalam laporan Copernicus Climate Change Service (C3S), yang mencatat bahwa peningkatan suhu permukaan Bumi hampir melewati ambang batas kritis 1,5 derajat Celcius.
Tak hanya itu, lembaga pemantau iklim Uni Eropa (UE) itu juga memprediksi bahwa suhu dalam periode 12 bulan yang akan berakhir pada Januari atau Februari 2024 nanti akan “melebihi 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri”.
“Suhu pada tahun 2023 kemungkinan besar melebihi suhu pada periode mana pun setidaknya dalam 100 ribu tahun terakhir,” ujar Wakil Kepala Layanan Perubahan Iklim Copernicus Samantha Burgess, dilansir dari AFP.
Mengutip GoodStats, salah satu penyebab utama pemanasan global adalah emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida dan metana.
Gas-gas tersebut terperangkap di atmosfer dan menyerap panas matahari, sehingga menyebabkan meningkatnya suhu Bumi.
Emisi gas rumah kaca meningkat pesat akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan industri.
Copernicus menyebut, berubahnya iklim dunia ini kemudian memicu gelombang panas yang semakin parah, kekeringan dan kebakaran hutan di seluruh dunia, serta mendorong kenaikan suhu global.
“Peristiwa seperti ini akan terus bertambah buruk sampai kita beralih dari bahan bakar fosil dan mencapai emisi nol,” kata profesor perubahan iklim di Universitas Reading, Ed Hawkins.
Ia merujuk ke kebakaran hutan besar di Amerika, kekeringan ekstrem di Afrika atau Timur Tengah, gelombang panas musim panas di Eropa, Amerika Serikat, dan China, serta rekor suhu hangat di musim dingin yang mencapai rekor di Australia dan Amerika Selatan.
“Kita akan terus menderita akibat kelambanan kita saat ini dari generasi ke generasi,” tambahnya.
Temuan Copernicus ini muncul satu bulan setelah kesepakatan iklim dicapai pada pertemuan COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab, akhir 2023 lalu–yang menyerukan transisi bertahan dari bahan bakar fosil.