INGGRIS – Penelitian terbaru terhadap spesies teratai atau lili air raksasa mengantarkan para peneliti ke kesimpulan bahwa teratai koleksi Kew Royal Botanic Gardens yang berada di London, Inggris, adalah spesies yang berbeda dari yang selama ini diketahui.
Tanaman dengan daun yang membentang lebih dari tiga meter itu selama ini dikategorikan sebagai spesies Victoria amazonica.
Baru setelah dinyatakan bahwa keduanya berbeda, ia mendapat nama baru, yaitu Victoria boliviana.
“Kami menduga ada spesies lain dari teratai Victoria, selain amazonica dan yang lain disebut cruziana di luar sana. Ini memulai upaya penelitian,” kata Carlos Magdalena, ahli hortikultura botani di Kew, dikutip dari CNET.
Menurut para ahli, Victoria boliviana memiliki distribusi duri dan bentuk biji yang berbeda dengan anggota lain dari genus yang sama, Victoria.
Dilansir dari Kompas, Kew Gardens pertama kali mendapatkan benih Victoria boliviana pada tahun 2016.
Benih tersebut adalah sumbangan dari dua institusi di Bolivia, yaitu Santa Cruz de La Sierra Botanic Garden dan La Rinconada Gardens.
Lalu semuanya terjadi di luar ekspektasi Magdalena dan peneliti lainnya. Benih tersebut tumbuh menjadi teratai yang berbeda dari dua jenis teratai yang selama ini dikenal.
“Teratai ini pasti bisa menahan berat anak kecil. Tapi saya pikir Anda harus memberikan semacam penopang di dalamnya untuk mendistribusikan berat badan mereka di daun teratai, meski kita belum mengujinya,” ungkap Natalis Przelomska dari Kew Gardens.
Tidak hanya itu, daun teratai raksasa ini juga disebutkan dapat menopang berat orang dewasa hingga 80 kilogram.
Oleh sebab itu, teratai Victoria boliviana dinyatakan sebagai teratai air terbesar di dunia.
Nenek moyang teratai Victoria berpisah jutaan tahun lalu
Lebih lanjut, analis genetik mengatakan bahwa nenek moyang bersama dari Victoria boliviana dan Victoria cruziana berpisah dari Victoria amazonica sekitar 5 juta tahun yang lalu.
Kemudian, sekitar 1 juta tahun yang lalu, Victoria boliviana dan Victoria cruziana muncul.
Sama seperti dua spesies lainnya, para ahli menemukan bahwa Victoria boliviana berada pada risiko kepunahan, yang bahkan lebih besar.
Hal itu disebabkan rentang geografis tempatnya hidup yang semakin kecil.
“Seperti spesies lainnya, V. boliviana terancam karena lingkungan telah terdegradasi dari tahun ke tahun,” pungkas Przelmoska.
Hasil penelitian mengenai penemuan Victoria boliviana dipublikasikan di Frontiers in Plant Science.