27 C
Indonesia

Iklim Sulit Ditebak, Kementan Ingatkan Petani Banten Ikut AUTP

Must read

JAKARTA – Pada periode bulan Desember 2022 hingga Maret 2023, data sementara yang didapat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa terdapat 968,66 hektare (Ha) lahan sawah di Banten yang mengalami puso.

Kementerian Pertanian (Kementan) akan memastikan sebagian lahan tersebut akan mendapatkan klaim asuransi pertanian bagi yang mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

Selain itu, Kementan juga terus mengajak petani lainnya agar sadar pentingnya asuransi.

Baca Juga:

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan, perubahan iklim yang kian sulit ditebak menjadi tantangan dalam usaha tani.

Apalagi usaha tani merupakan kegiatan yang bergantung dengan fenomena alam, sehingga diperlukan tindakan yang cermat dalam menghadapinya.

“Saat musim kemarau, petani harus dapat mengantisipasi agar tidak terjadi kekeringan. Begitu juga saat musim penghujan, banjir bisa mengancam. Fenomena alam ini dapat dihadapi jika prasarana dan sarana siap serta sesuai,” kata Mentan SYL, Selasa (28/3).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Ali Jamil berharap agar semangat petani tidak padam.

Pemerintah dalam hal ini Kementan membuat program perlindungan kepada petani yakni asuransi pertanian.

Bahkan, guna memberikan kemudahan kepada petani, pemerintah memberikan subsidi untuk pembayaran premi 80%.

“Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) merupakan bentuk upaya pemerintah melindungi petani dari kerugian gagal panen akibat banjir, kekeringan, organisme pengganggu tumbuhan, hama tanaman, dan penyakit tanaman. Jadi AUTP ini pada dasarnya membantu petani apabila terjadi kegagalan panen akibat risiko tersebut,” papar Ali Jamil.

Dengan AUTP, petani yang gagal panen bisa memulai usaha kembali dari pembayaran klaim.

Sebab, petani yang mengikuti AUTP dan telah membayar premi akan mendapatkan penggantian Rp6 juta/ha/MT.

“Tentu ini akan mengembalikan semangat petani untuk kembali memulai usaha taninya,” tambah Ali Jamil.

Direktur Pembiayaan Pertanian, Indah Megahwati meminta petani memanfaatkan AUTP untuk meringankan dampak gagal panen.

Sebab, dengan mendaftar sebagai peserta AUTP, petani bisa melanjutkan kegiatan usaha taninya dari modal kerja yang diperoleh dari ganti rugi, contohnya untuk membeli benih.

“Kami berharap semua petani yang bercocok tanam padi dapat mendaftar sebagai peserta AUTP mengingat cuaca yang tidak menentu,” tutur Indah.

Dijelaskan olehnya, AUTP tidak terlalu membebankan petani, karena petani hanya membayar sebesar Rp36 ribu per hektar per musim.

Saat musibah banjir seperti saat ini, petani bisa mendapat ganti rugi senilai Rp6 juta per hektar.

“Untuk mekanisme pendaftaran, petani yang ingin menjadi peserta AUTP bisa berkoordinasi dengan Dinas Pertanian. Caranya mudah dan manfaatnya besar untuk petani,” imbuhnya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru