22.5 C
Indonesia

Hari Perempuan Sedunia: Dari Gerakan Buruh Jadi Peringatan Peran Perempuan Sepanjang Masa

Must read

JAKARTA – Satu abad yang lalu, tepatnya pada tahun 1908, sekitar 15.000 buruh wanita di New York, Amerika Serikat, turun ke jalan. Mereka menuntut beberapa perubahan dalam kehidupan pekerjaan mereka, seperti jam kerja yang lebih manusiawi, gaji yang lebih layak, dan hak untuk didengar suaranya.

Setahun kemudian, pada akhir bulan Februari, Partai Sosialis Amerika Serikat mendeklarasikan Hari Perempuan Sedunia yang pertama. Momen ini kemudian diperingati setiap tahunnya pada akhir bulan Februari hingga tahun 1913.

Sementara itu, di belahan dunia lainnya pada tahun 1910, seorang perempuan yang memimpin Kantor Perempuan untuk Partai Sosial Demokrat di Jerman, Clara Zetkin, juga ikut mengusulkan gagasan Hari Perempuan Sedunia.

Baca Juga:

Gagasan itu ia sampaikan di dalam International Conference of Working Women di Kopenhagen, Denmark, yang dihadiri oleh 100 perempuan dari 17 negara. Zetkin kemudian mendapat dukungan penuh dengan suara bulat.

Hari Perempuan Sedunia kemudian dirayakan pertama kalinya di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss pada 19 Maret 1911.

Fokus perayaan ini adalah menyerukan hak-hak perempuan dalam bekerja, memegang jabatan di publik, untuk memilih, hak atas pendidikan, dan mengakhiri diskriminasi pada perempuan.

Penyelarasan tanggal-tanggal perayaan yang berbeda dilakukan pada tahun 1913. Sejak saat itu hingga sekarang, Hari Perempuan Sedunia selalu dirayakan pada 8 Maret setiap tahunnya.

Meskipun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru meresmikannya pada 1975, dan mulai membuat tema per tahun pada 1996, hari yang penting ini sejak awal telah menjadi pengingat bahwa perempuan juga memiliki peran dalam masyarakat.

Terlepas dari kekuatan fisik yang selalu dijadikan “kartu” untuk menekan pergerakan perempuan di publik, perempuan nyatanya telah memberikan sumbangsih pada masyarakat jauh sebelum disadari.

Perempuan ikut menggerakkan perekonomian, ikut membangun masyarakat dari lini terkecil–keluarga, ikut memberikan pandangan dan gagasan, dan lainnya.

Semua dimulai dari lingkup terkecil, yang kemudian membesar seiring dengan perkembangan zaman.

Zaman yang diisi dengan pergerakan serta perjuangan tanpa henti, bahkan hingga detik ini.

Hari Perempuan Sedunia menjadi momentum untuk merayakan seberapa jauh, seberapa banyak, seberapa berhasil perempuan ikut berpartisipasi dalam membangun dunia.

Tidak lagi hanya dalam segi ekonomi dan politik, namun juga bidang lainnya seperti pendidikan, kesehatan, sosial, dan sebagainya.

Lewat tema #BreakTheBias yang diusung tahun ini, Hari Perempuan Sedunia diharapkan dapat menjadi poin penting dari sejarah dunia yang bebas dari bias, diskriminasi, dan stereotip terhadap perempuan.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru