PALESTINA – Kelompok militan Hamas mengatakan telah menerima dan tengah mempelajari proposal terbaru terkait gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina.
Proposal itu menyusul terlaksananya pembicaraan di Prancis oleh perwakilan Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar selaku mediator dalam perang ini. Pembicaraan juga dihadiri oleh perwakilan intelijen Israel.
Kepada Reuters, seorang pejabat senior Hamas yang enggan disebut namanya mengatakan bahwa gencatan senjata yang diusulkan akan terwujud dalam tiga tahap.
Kelompok itu pertama-tama diharuskan membebaskan warga sipil yang tersisa di antara para sandera yang ditangkap pada 7 Oktober 2023 lalu.
Mereka kemudian harus membebaskan para tentara yang disandera lalu menyerahkan para sandera yang terbunuh.
Pejabat itu tidak menyebutkan berapa lama tahapan-tahapan itu akan berlangsung dan perkiraan setelah tahapan terakhir dilaksanakan.
Adapun pernyataan bahwa Hamas tengah mempelajari proposal gencatan senjata ini diumumkan beberapa jam setelah pasukan khusus Israel membunuh tiga warga Palestina, yang seluruhnya merupakan anggota militan, di dalam rumah sakit di Tepi Barat.
Hal tersebut pun menimbulkan dugaan bahwa ada kekhawatiran akan perang yang segera menyebar ke wilayah lain.
Dalam pernyataan terpisah, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengonfirmasi bahwa kelompoknya telah menerima proposal gencatan senjata tersebut.
Ia mengatakan akan mempelajarinya dan mengunjungi Kairo, Mesir, untuk mendiskusikannya.
Haniyeh menegaskan bahwa prioritas kelompoknya adalah mengakhiri serangan Israel dan penarikan penuh pasukan Israel dari seluruh wilayah di Jalur Gaza.
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia tidak akan menerima perjanjian gencatan senjata apa pun yang mengharuskan pihaknya membebaskan ribuan tahanan Palestina atau menarik pasukan dari Gaza.
Diberitakan CNBC Indonesia, Netanyahu menolak membuat pasukannya keluar dari Gaza secara permanen tanpa kemenangan militer yang jelas.
Menurutnya, perang di Gaza bukan lah perang dengan Hamas lagi dan dirinya tidak akan mengakhirinya tanpa mencapai tujuan Israel.