ISLANDIA – Islandia pada awal Desember lalu menaikkan tingkat siaga untuk potensi letusan Grímsvötn setelah beberapa gempa bumi kecil dideteksi di lokasi gunung berapi aktif tersebut.
Grímsvötn terkubur di bawah sisi barat laut lapisan es Vatnajökull di sebelah timur negara itu yang merupakan salah satu kawasan terpencil dan sulit dijangkau.
Dilansir dari Ice News, tingkat siaga dinaikkan dari “kuning” menjadi “oranye” setelah aktivitas seismik yang meningkat dan pencairan gletser di sekitar lokasi gunung berapi.
Akan tetapi, Kantor Meteorologi Islandia saat itu mengatakan belum mendeteksi kenaikan magma gunung berapi meskipun ada gempa bumi.
“Aktivitas seismik ini mungkin disebabkan oleh penurunan tekanan di atas gunung berapi, karena air banjir telah dilepaskan dari danau subglasial,” jelas Kantor Meteorologi Islandia.
“Menurut perhitungan dari Institut Ilmu Bumi di Universitas Islandia, setidaknya 0,8 km3 air telah terkuras dari danau sub-glasial,” lanjutnya, dikutip dari Iceland Review.
Tingkat peringatan berwarna ini dirancang untuk memberi tahu industri penerbangan tentang risiko letusan terlebih dahulu, dengan warna merah sebagai yang paling parah dan dianggap akan segera terjadi.
Pasalnya, pada letusan terakhirnya pada 2011 lalu, sebanyak 900 penerbangan di Eropa terganggu akibat awan pekat yang dihasilkan gunung ini.
Erupsi tersebut diketahui melepaskan gumpalan vulkanik setinggi 12 km (7 mil) ke udara.
Gunung Grímsvötn diperkirakan meletus sekali dalam sepuluh tahun dengan letusan yang disertai dengan banjir glasial seperti yang terjadi pada Desember lalu–mereda.