21.3 C
Indonesia

Greenpeace dan Unmute Gaza Serukan Gencatan Senjata untuk Gaza di Spanyol

Must read

SPANYOL – Museum Reina Sofia di Madrid, Spanyol, tampak berbeda pada Rabu (24/1). Di pintu masuknya, terpampang gambar anak laki-laki berukuran besar yang menarik perhatian.

Anak laki-laki dalam gambar itu adalah anak Palestina, yang digambarkan menangis dengan ujung kepalanya mengeluarkan darah.

“Bisakah kalian mendengar kami?” demikian bunyi tulisan di bagian bawah gambar tersebut, melengkapi ikon hening yang berada di dekat wajah si anak.

Baca Juga:

Sementara di medium yang berbeda, sebuah banner berwarna kuning cerah, tertulis seruan “Gencatan senjata sekarang!” ditulis dalam kapital dan huruf tebal.

Keseluruhan pemandangan tersebut adalah buah dari aksi gabungan aktivis lingkungan dan hak asasi manusia, Greenpeace dan Unmute Gaza.

Mereka menyerukan gencatan senjata dari perang yang berlangsung di antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas–yang memanas sejak 7 Oktober 2023 lalu.

Sebanyak lebih dari 25 ribu orang telah tewas di sisi Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sementara 85 persen penduduk Gaza harus mengungsi.

Israel menolak melakukan gencatan senjata meskipun seruan dari banyak kelompok aktivis telah digaungkan di seluruh dunia.

Adapun gerakan yang dilakukan di Museum Reina Sofia menggunakan gambar karya seniman Amerika Serikat, Shepard Fairey–atau yang lebih dikenal sebagai Obey.

Gambar itu dibuat berdasarkan tangkapan kamera fotografer kelahiran Gaza, Bella Khaled.

Melansir euronews, tidak ada intervensi dari pihak berwenang selama gerakan itu berlangsung. Polisi serta petugas ambulan dan pemadam kebakaran hanya berjaga di sekitar museum.

Dan ketika banner yang menyerukan gencatan senjata dibuka, terdengar tepuk tangan dan sorak-sorai dari masyarakat yang menonton.

Museum Reina Sofia adalah rumah untuk “Guernica” karya Picasso. Lukisan ikonik berukuran mural ini terinspirasi oleh serangan udara Nazi di sebuah kota di Spanyol utara.

Serangan yang terjadi pada tahun 1937 itu menewaskan sebanyak 1.600 orang. Lukisan itu pun secara luas dianggap sebagai salah satu mahakarya seni anti-perang abad ke-20.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru