21 C
Indonesia

Festival Hemis Ladakh di India, Festival Mengenang Sang Guru yang Mengusir Hal-Hal Buruk

Must read

INDIA – Menuju pertengahan bulan Juli nanti, tepatnya pada tanggal 8 dan 9 Juli, kawasan Ladakh di India akan diramaikan dengan sebuah festival tahunan yang sangat menarik, yaitu Festival Hemis Ladakh.

Dikenal juga sebagai Tse-Chu, festival ini jatuh pada hari kesepuluh bulan lunar dan dilaksanakan untuk merayakan kelahiran Guru Padmasambhava.

Dilansir dari Times of India, Festival Hemis biasanya bertempat di Biara Hemis. Pada saat hari H, keseluruhan sisi biara disulap untuk menyambut perayaan budaya besar.

Baca Juga:

Momen ini juga cocok bagi wisatawan yang berkeinginan untuk mengenal lebih dekat budaya setempat.

Selama festival berlangsung, orang-orang Ladakh akan berkumpul di halaman biara yang tidak lain adalah tempat perayaan utama.

Mengenakan pakaian tradisional lengkap dengan topeng warna-warninya, mereka membuka festival dengan tarian topeng yang disebut “cham”.

Sejarah singkat Festival Hemis

Festival Hemis diyakini berawal pada abad ke-8, ketika penduduk setempat disiksa oleh roh jahat dan para setan.

Guru Padmasambhava, yang juga dikenal sebagai Guru Rimpoche, menyelamatkan mereka dan penduduk merayakan “kemenangannya” atas kejahatan ini.

Oleh sebab itu, pada dasarnya, Festival Hemis dirayakan untuk menjauhkan hal-hal negatif dan menyambut kehidupan baru yang penuh dengan harapan dan energi positif.

Melalui Guru Padmasambhava-lah Buddhisme Tantra diperkenalkan di wilayah Himalaya. Festival Hemis juga merupakan perayaan agama Buddha dan budaya Tibet.

Poin penting festival

Tarian Cham atau Tarian Dewa adalah daya tarik utama Festival Hemis. Tarian ini hanya dilakukan oleh para biksu dan lama karena memiliki makna religius.

Hal-hal yang perlu diingat

Mengingat peran Festival Hemis sebagai festival keagamaan, pengunjung selalu diminta untuk menghormati budaya lokal dan lingkungan festival pada umumnya.

Pengunjung disarankan mengenakan pakaian yang sopan. Sunscreen juga sangat dianjurkan karena sebagian besar acara dilaksanakan di luar ruangan.

Selain itu, pengunjung dilarang keras untuk memotret di dalam aula doa dan museum biara.

 

Sumber: Times of India

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru