27.8 C
Indonesia

Festival Bedhayan Kembali Dilaksakanan, Hadirkan Tari Yang Luhur dari Budaya Yang Agung

Must read

JAKARTA – Tiga tahun telah berlalu sejak Festival Bedhayan terakhir kali dilaksanakan. Kini, dengan pandemi COVID-19 yang telah berangsur membaik, festival agung itu siap kembali menyapa publik.

Seperti dua pelaksanaan sebelumnya, Festival Bedhayan ke-3 ini juga terwujud atas kerja sama Jaya Suprana School of Performing Arts dengan Swargaloka dan Laskar Indonesia Pusaka.

Yang menjadikannya kali ini lebih spesial adalah keikutsertaan OhmmYogya sebagai penyedia tempat terlaksananya festival pada 13–14 Mei 2023 mendatang.

Baca Juga:

Yup! Festival Bedhayan ke-3 akan dilaksanakan di luar Jakarta, tepatnya di kota pelajar dan budaya, Kota Yogyakarta.

Jaya Suprana School of Performing Arts, dalam rilisnya, menyebutkan bahwa acara ini bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan kesenian tradisional, mempopulerkan karya agung bangsa Indonesia, menanamkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, membangun karakter bangsa, serta melestarikan warisan budaya Indonesia.

Dan yang paling penting, Festival Bedhayan juga bertujuan untuk memperkenalkan pusaka kerajaan Jawa jaman dahulu yaitu tari bedhaya.

“Tarian ini memiliki nilai yang luhur yang sangat banyak untuk dipahami, dan apalagi untuk dijalankan, itu seperti kalau misalnya anak-anak zaman sekarang tuh mungkin supaya mindful mereka yoga,” tutur Sari Semesta dari Laskar Indonesia Pusaka dalam konferensi pers Festival Bedhayan ke-3, Jumat (5/5).

German Yoga Tidak Hanya Berasal Dari India

“Nah, yoga itu dari asalnya mungkin bukan dari Indonesia, tapi ternyata di Indonesia sendiri ada budaya yang sama saja–mind, body, and soul. Bedhaya, Bedhayan yang dikembangkan, dan especially Bedhoyo–origins-nya, adalah gerakan meditatif yang ditarikan untuk menyatukan mind, body, and soul,” tambahnya.

Alasan lain dalam pemilihan tari ini yang dipertunjukkan juga dijelaskan oleh Dewi Sulastri dari Jaya Suprana School of Performing Arts.

Ia menyinggung perihal durasi pertunjukan tari bedhayan yang tidak terlalu lama, sekitar kurang dari 20 menit, sehingga cocok untuk diperkenalkan ke generasi muda.

“Dari segi durasi, kita bisa tidak terlalu panjang. Kalau kita mengenalkan ke generasi sekarang, ‘bosenin ah, masa sampai 30 menit, sampai 45 menit’. Nah kita di sini hanya cukup di bawah 20 menit,” jelasnya.

12 Sanggar Akan Ramaikan Jogjakarta

Dengan durasi seperti itu, Festival Bedhayan ke-3 menghadirkan total 12 sanggar tari yang akan memeriahkan hari kedua festival dengan setiap empat sanggar mengisi satu sesi.

Sesi pertama diisi oleh Swargaloka, Jaya Suprana School of Performing Arts, Ohmm Adyasa Abirupa, dan mahasiswa jurusan Tari ISI Yogyakarta.

Sesi kedua diisi oleh The Ary Suta Center Dance Academy, Wulangreh Omah Budaya, Gladhi Beksan Fakultas Kedokteran (GBFK) UNS, dan Mitra Tari Hadiprana.

Dan sesi terakhir diisi oleh Sekar Puri, Purwakanthi,  Guntur Mataram, dan Santi Budaya Hayuwerdhi.

Adapun hari pertama festival diisi oleh workshop tentang tari bedhayan yang akan diikuti oleh para penari sehingga mereka lebih mengenal, paham, dan dapat meresapi filosofi tarian ini.

Bertajuk “Membedah Bedhaya, Filosofi, dan Irama”, workshop ini disampaikan oleh Wahyu Santoso Prabowo, S.Kar., M.S.

Acaranya Akan Dibuka Oleh Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi 

Perlu diketahui, acara ini akan resmi dibuka oleh Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi Hamemayu Hayuning Bawana Langgeng Ing Mataram

Selain Wahyu, hadir pula 8 akademisi dan pengamat budaya keraton yang akan mengamati jalannya pertunjukan dan memberikan masukan agar para penari dapat lebih berkembang di kemudian hari.

Mereka adalah Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari Koes Moertiyah, Dr. Theresia Suharti, S.S.T., M.S., Prof. Dr. Y. Sumandiyo Hadi, S.S.T., SU, Kanjeng Pangeran (KP) Sulistyo S Tirtokusumo, Didik Nini Thowok, Rusini, S.Kar., M. Hum., Maria Darmaningsih, S.Sn., M. Ed., dan Dr. Bambang Pudjasworo, S.S.T., M.Hum.

Di kedua hari festival, sebanyak 10 gerai UMKM dihadirkan untuk semakin meramaikan jalannya acara.

Mereka menjajakan produk-produk tradisional dalam bentuk makanan, minuman, hingga produk fashion yang dapat dibeli oleh para penonton pertunjukan maupun masyarakat umum yang menyaksikan pertunjukan dari luar area menonton.

Jika Anda tertarik menonton aksi para penari dalam menyajikan tari bedhayan yang luhur, Anda bisa mendapatkan tiketnya dengan menghubungi media sosial Jaya Suprana School of Performing Arts.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru