NIGERIA – Renee Chuks, seorang koki terlatih asal Nigeria, mulai bereksperimen dengan membuat pasta dari singkong di dapur Lagos miliknya selama lockdown nasional pada tahun 2020 akibat pandemi Covid-19.
Ia menggunakan tanaman lokal seperti singkong dan pisang raja untuk menghasilkan pasta buatan tangan yang diresapi dengan rempah-rempah, yang sekarang dijual di perusahaannya, Aldente Africa.
Berdasarkan pengakuannya, Aldente Africa adalah salah satu perusahaan pertama yang membuat pasta bebas gluten di Nigeria.
Negaranya itu adalah salah satu produsen singkong terbesar di dunia, dan ia percaya Afrika harus lebih banyak menggunakan tanaman lokalnya untuk membantu meningkatkan ketahanan pangan di benua itu.
“Kami melihat ke dalam [negeri] untuk memperkirakan, produk apa yang kami miliki yang kami makan setiap hari,” ucap Chuks kepada Reuters.
“Singkong adalah salah satu produk utama kami yang utama … jadi kami pikir mari kita mulai dengan itu, jika kita bisa sukses dengan singkong maka yang lainnya akan mengikuti,” sambungnya.
Selain singkong, ia juga menggunakan pisang raja dan fonio, tanaman biji-bijian kecil yang ditanam di Afrika Barat.
Bahan-bahan dasar itu ia perkaya dengan bumbu dan sayuran lokal guna memberikan warna hijau atau merah muda pada pastanya.
Dengan kata lain, produknya mengikuti tren global menuju makanan nabati.
Lengkap dengan kemasan yang elegan dan harga eceran US$2-US$5 (sekitar Rp30–75 ribu) per bungkus, mereka saat ini hanya dapat melayani konsumen yang relatif kaya.
Pasta berbasis gandum adalah makanan pokok di Nigeria. Dari situ, Chuks melihat adanya banyak ruang untuk perkembagan di pasar untuk produk alternatifnya, yang dijual secara online dan di toko-toko kesehatan.
Perusahaannya juga memproduksi anggur beralkohol yang terbuat dari tanaman kembang sepatu dan rempah-rempah untuk memasak.
Sumber: Reuters