26.9 C
Indonesia

Diduga Mengandung Partikel Penyebab Kanker, J&J Hentikan Penjualan Bedak Bayi Berbahan Talc Mulai Tahun Depan

Must read

NEW JERSEY – Di kalangan masyarakat Indonesia, bedak bayi berbahan talc dari perusahaan Johnson & Johnson (J&J) bukan lagi barang yang baru.

Selama bertahun-tahun, produk ini kerap digunakan sebagai pelengkap penampilan bayi–atau bahkan orang dewasa.

Akan tetapi, perusahaan yang berbasis di New Jersey, Amerika Serikat, itu baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan berhenti menjualnya mulai tahun 2023 nanti.

Baca Juga:

Dilansir dari BBC, pengumuman itu muncul 2 tahun setelah produknya berhenti dipasarkan di Amerika Serikat.

Seperti yang diketahui, J&J menghadapi puluhan ribu tuntutan hukum dari para penyintas yang mengklaim bahwa bedak berbahan talc mereka mengandung asbes.

Bedak itu juga disebutkan menjadi penyebab munculnya kanker ovarium dalam tubuh para penyintas perempuan.

Menanggapi hal tersebut, J&J membuat pernyataan berulang-ulang bahwa penelitian independen mereka selama beberapa dekade ini menunjukkan bahwa produk tersebut aman digunakan.

“Sebagai bagian dari penilaian portofolio di seluruh dunia, kami telah membuat keputusan komersial untuk beralih ke portofolio bedak bayi berbasis tepung jagung,” demikian bunyi pernyataan perusahaan yang dirilis kemarin, Kamis (11/8).

Perusahaan itu juga menambahkan bahwa bedak bayi berbasis tepung jagung tersebut sudah dijual di negara-negara di seluruh dunia.

Pada saat yang sama, J&J kembali menegaskan bahwa produk bedak bayi mereka aman digunakan.

“Posisi kami tentang keamanan bedak kosmetik kami tetap tidak berubah,” tulisnya.

“Kami berdiri teguh di belakang analisis ilmiah independen selama puluhan tahun oleh para ahli medis di seluruh dunia yang menegaskan bedak bayi Johnson yang berbasis bedak tabur aman, tidak mengandung asbes, dan tidak menyebabkan kanker,” sambungnya.

Pada tahun 2020, perusahaan mengatakan bahwa mereka akan menghentikan penjualan bedak bayi berbahan talc di Amerika Serikat dan Kanada akibat permintaan yang turun.

Fenomena itu disebutkan menyusul menyebanya “informasi yang salah” mengenai produk yang dimaksud di tengah rentetan proses hukum.

Meskipun begitu, mereka mengatakan bahwa bedak tersebut akan tetap dijual di Inggris dan banyak negara lainnya.

Penyelidikan Reuters pada tahun 2018 menunjukkan bahwa J&J sendiri mengetahui adanya kontaminasi asbes dalam produk mereka selama beberapa dekade.

Catatan internal perusahaan, kesaksian persidangan, dan bukti lain menunjukkan bahwa, setidaknya dari tahun 1971 hingga awal 2000-an, bedak mentah dan bubuk jadi J&J terkadang teruji positif mengandung sejumlah kecil asbes.

Menanggapi bukti kontaminasi asbes yang disajikan dalam laporan media, di ruang sidang dan di Capitol Hill, J&J telah berulang kali mengatakan produk bedaknya aman dan tidak menyebabkan kanker.

BBC menulis bahwa bedak bayi J&J telah terjual selama hampir 130 tahun dan telah menjadi simbol dari citra ramah keluarga yang dimiliki perusahaan tersebut.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru