19.6 C
Indonesia

Chung Ju Yung, Anak Petani Dibalik Raksasa Bisnis Mobil Hyundai

Must read

THE EDITOR – Chung Ju Yung adalah pemilik sekaligus pendiri bisnis otomotif raksasa asal Korea Selatan, Hyundai.

Tahukah anda bila Chung Ju Yung ditertawakan oleh banyak pemain industri otomotif dunia saat Ia dengan berani mengekspor mobil buatan Korea miliknya ke Amerika Serikat. 

Tak hanya itu, dunia juga menilai proyek jalan tol lintas negara yang Ia bangun antara Korea Selatan dan Korea Utara sangat tidak layak di masanya. 

Baca Juga:

Namun, bagaimana dan siapa sebenarnya Chung Ju Yun?

Majalah TIME menyebut Chung Ju Yung adalah seorang industrialis terhebat di Asia karena sebagai pebisnis, Ia berhasil membawa Korea Selatan dari jurang kemiskinan menjadi kekuatan ekonomi terbesar nomor 11 di dunia.

Tak hanya mobil, semua perusahaan yang dimiliki oleh Chung Ju Yung menjadi raksasa penopang perekonomian Korea Selatan. 

Perusahaan tersebut bergerak di bidang teknologi seperti pembuatan chip komputer bernama PC-XT IBM atau yang lebih dikenal dengan nama blue Chip PC. Chip yang satu ini langsung digandrungi oleh orang Amerika karena menjadi pioner PC pertama yang dijual ke masyarakat umum, bukan perusahaan.

Belum lagi dengan perusahaan kapal tanker miliknya yang berhasil membuat Korea Selatan memiliki kapal tanker minyak untuk pertama kalinya.

Namun, apakah masa kecil Chung Ju Yung begitu sempurna sampai Ia berhasil membangun raksasa bisnis seperti Hyundai?

BBC menuliskan kisah masa muda Chung Ju Yung usai kematiannya di tahun 2001 lalu.

Dikatakan bila Chung Ju Yung muda berasal dari keluarga petani yang siap mengadu nasib di ibukota dengan menjual sapi milik ayahnya. 

Bermodalkan uang tersebut, Chung Ju Yung berangkat ke kota terdekat dan mulai bekerja sebagai pengantar beras dan bisnis pertama yang ia lakukan adalah reparasi mobil.

Chung Ju Yung adalah anak tertua dalam keluarganya dengan 5 adik laki-laki dan 2 adik perempuan yang harus ia perhatikan. Ia lahir pada tanggal 25 November 1915.

Semasa kecil Ia tinggal di Asan-ri, Songkok-myun, Kangwon-do, sebuah daerah pegunungan di bagian utara Korea yang saat itu berada di bawah jajahan Jepang.

Saat duduk di sekolah dasar Songjon, Chung Ju Yung memiliki hobi membaca koran di kantor desa. Saat itu, satu-satunya surat kabar yang mampir ke desanya hanya ada satu, namanya ‘Harian Dong’.

Melalui surat kabar itu juga Chung Ju Yung mendapat lowongan kerja di bidang konstruksi di sebuah pelabuhan besar di Chungji, sebuah kota dekat perbatasan Uni Soviet.

Di usianya yang masih belasan tahun, Chung Ju Yung berangkat ke kota Chungji untuk bekerja. Ia berharap temannya disama dapat memberinya pekerjaan saat tiba, tapi semuanya hanya khayalan karena Chung Ju Yung justru harus tidur di ruang terbuka.

Dalam perjalanannya ke Chungjin, Ia juga mendapat kesempatan untuk bekerja sebagai buruh di proyek pengerjaan kereta api. Akan tetapi ayahnya memanggilnya untuk kembali pulang. 

Mobil pertama dengan nama Pony dikirimkan oleh Hyundai ke pasar Amerika Serikat (FOTO: Hyundai/THE EDITOR)Chung Ju Yung berontak dan mencoba untuk lari dari rumah untuk mencari pekerjaan, tetapi ayahnya kembali berhasil membawanya pulang.

Chung Ju Yung akhirnya mengikuti sekolah akuntansi yang informasinya Ia dapatkan dari koran ‘Harian Dong’.

Agar impiannya terjadi, pada tanggal 10 April Ia kembali kabur dari rumah dan membawa lari uang sebesar 70 won milik ayahnya.

Ia menggunakan uang itu untuk bersekolah dan menekuni hobi membaca buku di kesehariannya. 

Ayahnya ternyata berhasil menemukannya dan sempat terjadi perseteruan saat itu. Namun, Chung Ju Yung mengatakan bila Ia tidak ingin pulang ke kampung halamannya dan mengakhiri hidup sebagai petani saja.

Tapi lagi-lagi Chung Ju Yung harus kembali pulang ke desanya. Situasi yang makin sulit di rumah membuat Chung Ju Yung berani lari ke kota yang lain seperti Incheon sampai akhirnya berakhir di Seoul.

Di Seoul, Ia dipercaya sebagai pengirim barang ke konsumen di toko Bokheung dengan gaji bulanan. Usianya saat itu baru 20 tahunan.

Karirnya ternyata berjalan cukup baik karena Ia dipercaya oleh pimpinannya. Dari gajinya, Ia berhasil membeli beberapa property untuk keluarganya di Tongchon dan meminang Byun Joong-Seok, seorang gadis dari desanya yang ia cintai.

Setelah berkeluarga, Chung Ju Yung kembali ke Seoul dan menyewa rumah di Shintangdong yang Ia pakai untuk berbisnis kelontong bernama Kyongil Firm. Disana Ia belajar mengelola bisnis sendiri agar memiliki kehidupan ekonomi yang baik.

Tahun 1937 menjadi masa yang menyakitkan bagi Chung Ju Yun karena toko kelontongnya harus tutup akibat keinginan Jepang untuk menduduki China. Stok yang semestinya dijual oleh Chung Ju Yun harus diserahkan ke Jepang dan membuatnya bangkrut dan harus pulang ke kampung halamannya kembali.

AWAL MULA HYUNDAI

1 Februari 1940, Chung Ju Yung membuka bengkel mobil dengan nama ‘A do Service’. Ia membeli tanah seharga 5.000 won dari tabungannya dan sebagian pinjaman.

Namun, baru 5 hari buka, bengkel tersebut dibakar.

Tak menyerah, Chung Ju Yung kembali meminjam 3.000 won lainnya dan mendirikan bengkel yang serupa dengan 50 pekerja.

Agar bisnisnya tak diganggu oleh polisi Jepang, Chung Ju Yung mencoba untuk menarik hati para polisi tersebut dan ternyata berhasil.

Disanalah awal mula bisnis Chung Ju Yun maju karena strategi yang Ia ciptakan membuat efisiensi kerja dan ketepatan waktu membuat pelanggannya senang. 

Tapi, lagi-lagi ambisi Jepang untuk masuk ke Asia Pasifik membuat usaha Chung Ju Yun bangkrut.

15 September 1950, pasukan Amerika Serikat mendarat di Incheon dan mulai terlibat di Perang Korea.

Saat itu Amerika Serikat membutuhkan pekerja di bidang konstruksi dan Chung Ju Yung melibatkan diri di dalamnya lewat bantuan seorang letnan AS bernama McAllister.

Saat itu, Chung Ju Yung sudah mendirikan Hyundai dengan salah satu proyeknya adalah Jembatan Golong yang berada di atas Sungai Nakdong. 

Hyundai harus menanggung kerugian 70 juta won dari bisnis pembangunan jembatan bermodalkan 50 juta won tersebut. Hampir bangkrut tapi Ia tidak menyerah padahal perlu waktu hingga 20 tahun untuk melunasi hutang-hutang tersebut agar reputasi tidak hancur. 

Bagi Chung Ju Yun reputasi perusahaan sangat penting dan menjadi strategi dalam membangu raksasa bisnisnya.

Desember 1960, Chung Ju Yun berhasil masuk ke proyek pembangunan jalan raya Soul-Pusa. Di masa itu, untuk pertama kalinya Ia terpikir untuk membuat mobil sendiri meski ditertawakan banyak orang.

Bermodal pengalaman mendirikan bengkel mobil dan keyakinan diri membangun sejarah peradaban baru tentang teknologi mobil, akhirnya Chung Ju Yung mendirikan Hyundai Motor Company.

Ford, produsen mobil asal Jerman juga melirik dan menjalin kontrak kerja sama dengan Hyundai selama 2 tahun.

79% saham Ford tertanam disama dan 21% lainnya milik Hyundai. Chung Ju Yung memutuskan untuk melanjutkan perakitan mobil itu sendiri atas nama Korea. 

Ford yang tidak ingin menjalankan bisnis di Korea akhirnya membuat Hyundai berdiri sendiri.

Dia kemudian mempercayakan Hyundai Motors itu kepada adiknya Chung Se-Yung yang Ia kirim ke Italia untuk belajar teknologi otomotif advance. Model pertama Hyundai yang keluar dari jalur perakitan adalah Hyundai Pony pada Januari 1976 yang menjadi mobil pertama yang keluar dari pabrikan Korea. 

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru