21.2 C
Indonesia

Belasan Pengungsi Rohingya Tewas Saat Melarikan Diri, Puluhan Hilang

Must read

MYANMAR – Sedikitnya 17 pengungsi Rohingya, termasuk anak-anak, dilaporkan tewas setelah perahu mereka terbalik akibat cuaca buruk di lepas pantai Myanmar.

Menurut Radio Free Asia, kapal yang ditumpangi oleh sedikitnya 90 orang itu tenggelam ketika menuju Malaysia melalui Teluk Benggala.

Radio tersebut juga melaporkan bahwa beberapa jasad ditemukan terdampar di pantai di negara bagian Rakhine, sementara lebih dari 50 penumpang lainnya masih hilang.

Baca Juga:

Sejak kekerasan brutal oleh militer hampir lima tahun yang lalu, ratusan ribu orang Rohingya, sebagian besar minoritas Muslim Myanmar, telah melarikan diri ke berbagai negara–termasuk ke Bangladesh.

Beberapa dari mereka menetap di Rakhine dengan tinggal di kamp-kamp kumuh dengan pembatasan pergerakan yang ketat.

Adapun insiden terbaru ini terjadi setelah kapal meninggalkan Sittwe, ibu kota negara bagian, pada Kamis (19/5) pekan lalu. Cuaca buruk yang terjadi beberapa hari setelahnya membuat perjalanan menjadi lebih berat.

Badan pengungsi PBB mengatakan bahwa mereka “terkejut dan sedih” dengan kematian yang dilaporkan dan sedang mencari informasi lebih lanjut dari pihak Myanmar.

“Tragedi terbaru sekali lagi menunjukkan rasa putus asa yang dirasakan oleh Rohingya di Myanmar dan di kawasan itu,” ujar Indrika Ratwatte, direktur UNHCR untuk Asia dan Pasifik dalam sebuah pernyataan.

“Sungguh mengejutkan melihat peningkatan jumlah anak-anak, wanita, dan pria yang memulai perjalanan berbahaya ini dan akhirnya kehilangan nyawa mereka,” lanjutnya.

Seorang juru bicara rezim militer Myanmar mengatakan bahwa kapal itu terbalik sekitar lima mil laut di sebelah barat Pulau Thapyay Hmaw dekat Shwe Thaung Yan di selatan Rakhine.

“Pencarian dilakukan dan menemukan 14 orang Bengali tewas. Sisanya akan dideportasi seperti biasa,” papar Mayor Jenderal Zaw Min Tun kepada RFA, menggunakan istilah yang menghina Rohingya.

Ia menambahkan bahwa sejumlah tersangka perdagangan manusia telah ditangkap dan mereka berusaha membawa kelompok itu ke Malaysia.

Mereka yang ingin meninggalkan kamp-kamp di Rakhine, menurut RFA, biasanya membayar para penyelundup antara tiga dan lima juta kyat Myanmar, atau sekitar Rp23,75–39.5 juta per orang.

Dalam laporan tahunannya tentang penyeberangan laut, UNHCR mengatakan bahwa tahun 2020 adalah tahun paling mematikan bagi Rohingya yang melintasi Teluk Benggala dan Laut Andaman.

Dari 2.413 orang yang diketahui melakukan perjalanan pada tahun 2020, 218 di antaranya meninggal atau hilang di laut.

 

Sumber: Al Jazeera

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru