21.6 C
Indonesia

Beda BISINDO dan SIBI, Dua Bahasa Isyarat Yang Digunakan di Indonesia

Must read

JAKARTA – Bagi orang-orang penyandang tuli dan/atau bisu, bahasa isyarat bukanlah hal yang asing. Bahasa ini mencakup gerak tangan dan ekspresi wajah yang membantu komunitas ini untuk berkomunikasi satu sama lain.

Bahasa isyarat juga bisa dipelajari oleh orang-orang dengar atau mereka yang berada di luar komunitas tuli dan/atau bisu.

Tujuannya tidak lain adalah untuk saling berbagi informasi dari komunitas dengar ke komunitas tuli dan/bisu dan sebaliknya.

Baca Juga:

Di Indonesia, ada dua jenis bahasa Isyarat yang digunakan, yaitu Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI).

Lalu, apa perbedaannya?

Dilansir dari Klobility, penggunaan BISINDO lebih sering ditemukan di kalangan teman Tuli di Indonesia daripada penggunaan SIBI.

Hal ini disebabkan pembentukan BISINDO yang langsung dilakukan oleh para teman Tuli berdasarkan pengamatan mereka sendiri.

Sementara itu, SIBI dibentuk oleh mantan kepala sekolah luar biasa (SLB) yang merupakan orang dengar.

SIBI juga diadopsi dari Bahasa Isyarat Amerika (ASL)–yang memiliki sistem budaya, lingkungan, dan hal-hal yang jelas berbeda dari Indonesia.

SIBI lebih sering digunakan di dalam pembelajaran di SLB dan dianggap lebih sulit karena terdiri dari kosakata yang baku dan rumit.

Sementara SIBI hanya melibatkan satu tangan, BISINDO melibatkan dua tangan yang ekspresif yang sesuai dengan maksud sang pengantar.

Oleh karena dibentuk atas pengamatan komunitas, BISINDO juga memiliki versi bahasa daerah dan dialeknya–sama seperti bahasa lisan kita.

Dilansir dari Liputan6, BISINDO menyesuaikan kekhasan daerah dan berkembang mengikuti zaman.

Oleh sebab itu, bahasa ini lebih dipilih karena lebih up to date dengan budaya teman Tuli dan mudah dipahami.

Di samping itu, SIBI, selain dinilai kurang sesuai dengan budaya Tuli, juga dinilai hanya sebagai sistem yang diajarkan kepada anak-anak tuli dan/atau bisu untuk memahami tata bahasa Indonesia.

Sistem ini mempelajari awalan dan akhiran dari suatu kata sehingga lebih sulit untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada akhirnya, lagi-lagi, BISINDO jelas lebih dipilih daripada SIBI.

Istilah “BISINDO” sendiri pertama kali digunakan saat pelaksanaan kongres ke-7 Gerkatin (Gerakan Kesejahteraan Tunarungu Indonesia) pada tahun 2006.

Akan tetapi, jauh sebelum itu, bahasa isyarat Indonesia telah lama mengakar dan digunakan oleh mereka yang membutuhkan.

Nah, sudah tahu kan apa bedanya kedua bahasa tersebut? Apa kamu sekarang tertarik mempelajari bahasa isyarat? Bahasa isyarat mana yang akan kamu pelajari?

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru