SURIAH – Beredar sebuah video di internet yang menunjukkan seorang pria membawa seorang bayi baru lahir di antara reruntuhan gedung usai gempa berkekuatan magnitudo 7,8 mengguncang Turki dan Suriah kemarin, Senin (6/2).
Bayi itu terlihat masih sangat rentan untuk berada di lingkungan tersebut, yang dipenuhi debu dari reruntuhan dan orang-orang yang mencari para korban.
Tubuh bayi tersebut masih merah dan terlihat lemah, sementara wajahnya dipenuhi warna putih dari debu-debu yang menempel.
Ia dibawa dengan terburu-buru oleh pria yang menyelamatkannya–mungkin agar segera mendapat pertolongan di tempat yang lebih baik.
Dari informasi yang dibagikan warganet, dapat diketahui bahwa lokasi terjadinya pemandangan tersebut adalah Aleppo, Suriah.
Dilansir dari Free Press Journal, bayi tersebut dilaporkan terlahir di bawah reruntuhan usai ibunya melangsungkan persalinan selama gempa.
Bayi itu berhasil diselamatkan oleh tim penyelamat, namun kedua orang tuanya dinyatakan menjadi korban.
Outlet berita Mirror menyebut bayi itu sebagai “bayi keajaiban”, yang lahir di bawah kekacauan dengan takdir menjadi yatim-piatu tak lama setelah menyapa dunia.
Sementara itu, netizen berpendapat bahwa sang bayi mungkin bisa merepresentasikan cahaya redup dari sikap optimis untuk hal-hal yang menjadi lebih baik meskipun kesulitan berkepanjangan dan gempa yang sangat kuat.
Gempa pada Senin telah menambah panjang daftar kesulitan yang harus dihadapi Suriah dan setiap orang di dalamnya.
Negara itu harus berjuang menghadapi konflik berkepanjangan di tengah krisis ekonomi, krisis kesehatan, dan berkurangnya bantuan internasional.
Gedung-gedung yang tak kokoh membuat jumlah korban terus bertambah dari waktu ke waktu.
CNN mencatat bahwa pejabat di Suriah melaporkan jumlah korban jiwa telah mencapai angka 1.400 orang dan 3.500 orang lainnya mengalami luka-luka.
Jumlah tersebut, dan jumlah orang yang harus mengungsi, diperkirakan akan terus bertambah, lapor Washington Post.