MINAHASA – Seorang balita laki-laki berinisial MG mengalami hipotermia saat ditemukan tim sar gabungan yang datang menyelamatkannya dan rombongan orang tuanya yang tersesat di gunung.
Peristiwa itu terjadi pada hari Minggu (25/9) di Gunung Soputan, Sulawesi Utara.
Bayi tersebut segera dibawa turun bersama sang ibu dengan motor trail yang dikendarai oleh salah satu anggota tim sar.
“Tim SAR gabungan langsung mengevakuasi korban dan balita langsung dievakuasi menggunakan motor untuk dibawa turun mengingat balita mengalami gejala-gejala hipotermia, semua korban dievakuasi dalam keadaan selamat,” ujar Kepala Basarnas Manado Monce Brury dalam keterangannya, Senin (26/9).
Total orang dewasa yang bersama MG dalam pendakian itu adalah 7 orang. Dua di antaranya adalah kedua orang tuanya sendiri.
Dilansir dari detik Sulsel, ayah MG mengaku bahwa ia sengaja membawa sang anak karena berniat mengabadikan kenangan bersama keluarganya.
Ia memperkirakan akan tiba di puncak gunung sebelum malam sehingga nekat melaksanakan niatnya tersebut.
Laporan tersesatnya rombongan tersebut diterima oleh Basarnas Manado yang dengan cepat menurunkan tim rescue.
Monce menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan yang menyatakan rombongan tersebut tersesat ketika akan menuruni gunung melalui jalur Desa Tumaratas.
“Setibanya di Desa Tumaratas, tim langsung berkoordinasi dengan Kelompok Pelestarian Sumber Daya Alam (KPSDA) Desa Tumaratas. Tim langsung bergerak ke atas melalui jalur Desa Tumataras bersama KPSDA,” paparnya.
Selama melakukan pencarian, tim harus berteriak-teriak agar rombongan tersebut mendengar mereka.
Menjelang Subuh, tim sempat beristirahat sejenak di basecamp Elas Wongker.
“Pencarian dilanjutkan kembali dengan jalan kaki dan menggunakan motor trail. Dan sekitar pukul 08.00 WITA, tim sar gabungan menemukan korban di pinggir jalan sedang beristirahat,” ujar Monce.
Beruntungnya, semua pendaki dievakuasi dalam keadaan selamat.
Monce mengimbau kepada masyarakat yang akan melakukan pendakian agar menyiapkan kesehatan fisik yang prima serta perbekalan yang cukup.
“Banyak aspek pendaki yang mengalami tersesat di gunung maka dari itu perlu disiapkan matang-matang, yang ingin dibawa ke puncak,” tuturnya kemudian.
“Apalagi ini ada balita, sangat riskan apabila perbekalan tidak cukup dan memaksakan sampai ke puncak,” pungkasnya.
Adapun rombongan pendaki tersebut terdiri dari Fauzan Mamonto (21), Aidil Akbar (21), Ardika Moho (18), Acan Weker (19), Putri Nuraim (21), Fazrim Moho (21), Yayan Rahman (27), dan MG (3).