20.6 C
Indonesia

Bagaimana Bisnis Jual Beli Kokain Berjalan?

Must read

AMERIKA SERIKAT – Tidak banyak yang tahu bila petani kokain umumnya hidup dalam kemiskinan. Hal ini diungkapkan langsung oleh Pieter Tritton atau kerap disapa Posh Pete, seorang bandar narkoba yang telah menjual lebih dari 2,5 juta kilogram ganja ke seluruh dunia.

Rata-rata petani kokain ini berasal dari Peru, Bolivia dan Kolombia. Kokain ini ditanam di ladang-ladang yang letaknya jauh ke pedalaman desa.

Di Peru harga 1 kilo daun kokain dibanderol sekitar Rp10.000.000 hingga Rp17.300.000. Yang mahal adalah zat-zat kimia yang akan dipakai untuk memproses daun-daun tersebut. Selain sulit dibeli, orang-orang yang bertransaksi bahan-bahan kimia pembuat kokain juga sangat dipantau oleh pemerintah.

Baca Juga:

Bahan-bahannya adalah methanol yang merupakan alkohol murni, hydrochlorid acid, sulfuric acid, aseton dan karbon aktif.

Agar mudah mendapatkan bahan-bahan tersebut, Pieter mengaku pernah membangun sebuah perusahaan obat-obatan agar bisa leluasa membeli bahan-bahan tersebut di pasaran.

Pieter sendiri bisa mengetahui asal muasal sebuah kokain dengan hanya memegangnya saja tanpa perlu meneliti.

“Tahu dari bahan kimia yang biasa mereka pakai,” ujar Pieter kepada Insider pada Rabu (8/12) lalu.

Dalam proses pengirimannya, Pieter biasanya akan memakai jasa seorang pekerja kantoran dengan bayaran Rp190 juta sampai Rp228 juta rupiah.

Mereka akan dibayar saat tiba di Inggris tempat dimana kokain itu akan di ekstraksi. Dan bila dananya mencukupi maka si pembawa kokain akan langsung dibayar langsung begitu turun dari pesawat.

Pieter mengaku pernah membawa 5 kilogram kokain melewati Bandara Quito di Ekuador. Ia sendiri sangat terkejut saat kokain yang telah dibungkus rapat tersebut dapat lolos tanpa pemeriksaan sama sekali.

“Dan aku bisa langsung terbang kembali ke Inggris setelah transaksi selesai,” ungkapnya.

Kata Pieter, salah satu cara menyiasati agar kokain tidak terdeteksi mesin pemindai bandara dan anjing pelacak adalah dengan mengubahnya menjadi karet.

Agar terhindar dari hukuman mati karena mengedarkan narkoba, Pieter dan perusahaannya selalu menghindari negara-negara seperti Thailand, Indonesia, Saudi Arabia dan lain-lain.

Bila mengirim kokain dengan kontainer, Pieter biasanya akan memanfaatkan pejabat-pejabat korup yan doyan disuap.

Secara pribadi, Pieter mengaku tidak suka melibatkan pejabat pelabuhan dan polisi yang korup dalam menjalankan tugas ini. Pasalnya dalam pengerjaannya mereka selalu memberitahukan informasi pengiriman kokain itu ke semua rekan kerjanya.

“Seolah ini adalah hal biasa menurut mereka,” ungkapnya.

Dalam proses pembayarannya, kokain-kokain ini menggunakan jasa pengiriman uang seperti Money Gram dan Western Union.

Jadi dari setiap kokain senilai Rp1.500.000 yang dibeli, Pieter memastikan memberikan bagian ke petani daun kokain sebesar 1,5 persen hingga 2 persen. Dan 35 persen sampai 40 persen akan masuk ke para kartel. Sementara itu sisanya akan diberikan kepada para pengedar narkoba di jalanan.

Saat bekerja, Pieter selalu berusaha merekrut orang sesedikit mungkin. Karena bisnis narkoba membutuhkan kepercayaan antar pekerja yang sangat tinggi. Jadi semakin sedikit yang bekerja dengannya maka hasilnya semakin baik.

Pieter pernah di tangkap di tahun 2005 lalu dan ditahan selama 12 tahun di penjara Ekuador.

Pieter memperkirakan saat ini permintaan kokain sangat tinggi di dunia. Di dunia teknologi seperti sekarang ini perdagangan narkoba menjadi lebih mudah karena transaksi dalam dilakukan lewat bitcoin dan ethereum.

Menurut Pieter pemerintah tidak akan menang melawan narkoba dan mereka tahu akan hal ini. Satu-satunya cara agar bisa melawan peredarannya, Pieter menyarankan agar pemerintah melegalkan penggunaan narkoba.

Dengan cara ini, Ia yakin pemerintah dapat mengontrol peredaran narkoba karena yang memproduksinya sendiri adalah pemerintah itu sendiri.

“Kemudian membebankan pajak yang sangat tinggi kepada masyarakat yang mau membeli untuk mengimbangi kerugian yang dialami oleh masyarakat,” kata Pieter.

Menurutnya aksi pembakaran lahan kokain yang dilakukan oleh pemerintah selama ini sia-sia karena menyebabkan kerusakan besar seperti menghancurkan tanaman lain yang ada di sekitar hutan, menyebabkan air terkontaminasi dan timbulnya penyakit.

Bisni jual beli kokain ini, kata Pieter adalah sebuah bisnis besar yang belum ilegal. Padahal bisnis ini bisa menghasilkan keuntungan moneter yang lebih besar karena mempekerjakan banyak orang.

Pieter sendiri bergabung dalam bisnis narkoba saat usianya masih sangat muda. Pieter muda ternyata sangat suka pergi ke acara-acara rave party ilegal. Ia bisa pergi kesana setiap akhir pekan.

Ia akhirnya ditangkap saat masih berusia 17 tahun saat Ia tengah duduk di bangku kuliah. Ia coba mendapatkan dana pinjaman dari universitas tapi ternyata tidak cukup. Dan sejak saat itulah Ia mulai berkenalan dengan kokain.

Awalnya Ia menjual kokain ke teman-teman mahasiswanya, baru kemudian ke penduduk setempat di Cardiff dan akhirnya ke dealer-dealer narkoba di sekitar tempat tinggalnya secara bergiliran.

“Sebelum aku menyadarinya ternyata aku telah memasok kokain setengahnya dari South Wales dan akhirnya ke pesta-pesta di Bristol,” katanya.

Pieter juga tetap menjalankan bisnis jual beli narkoba saat mendekam di penjara Inggris. Menurutnya jual beli kokain dari dalam penjara bukan hal baru dan umum terjadi di seluruh dunia.

Saat ini Pieter aktif mengajar sebagai dosen. Ia mengedukasi mahasiswa tentang bahaya penggunaan narkoba, mulai dari ditangkap hingga dibunuh.

Pieter juga telah menulis sebuah buku berjudul El Infierno yang berisi tentang pengalamannya saat berada di penjara di Ekuador. Ia berharap buku tersebut dapat diproduksi dalam bentuk seri untuk ditayangkan di Netflix.

“Dan juga akibatnya pada keluarga dan teman-teman bila terlibat dalam narkoba,” ungkapnya.

Pieter saat ini juga tengah membangun perusahaan cokelat. Ia mengimpor kakao dari Ekuador langsung.

“Kini kita menjalankan bisnis yang lurus-lurus saja,” tandasnya.

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru