26.7 C
Indonesia

Artefak Yunani Kuno Dipajang Untuk Pertama Kalinya, Warga Protes Untuk Pengembalian Permanen

Must read

YUNANI – Sebanyak lima belas artefak Yunani kuno dari koleksi seni Cycladic milik seorang miliarder Amerika Serikat dipajang untuk pertama kalinya di ibu kota Yunani, Athena, Rabu (2/11).

Penampilan itu terlaksana di bawah kesepakatan yang telah menimbulkan kontroversi di Yunani.

Dilansir dari Reuters, Yunani memandang barang-barang antik Cycladic itu sebagai “karya agung bernilai arkeologis yang unik”.

Baca Juga:

Barang-barang itu melakukan perjalanan ke Athena menyusul kesepakatan antara Yunani dan Museum Seni Metropolitan New York untuk pemulangan 161 artefak.

Leonard N. Stern, seorang pengusaha yang aktif di bidang filantropi, adalah sosok yang diketahui telah mengumpulkan artefak-artefak itu selama bertahun-tahun.

Dalam upacara yang diselenggarakan pada malam pembukaan pameran untuk umum, Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis mengatakan itu adalah “benar-benar hari yang istimewa bagi kehidupan budaya negara”.

Ia juga menggambarkan karya-karya itu sebagai “barang antik yang tak ternilai dari keindahan langka yang kembali ke rumah mereka.”

Setelah dipamerkan selama satu tahun di Museum Cycladic di Athena, sebanyak 15 karya yang merupakan koleksi paling signifikan akan dipamerkan di New York mulai awal tahun 2024 selama 25 tahun.

Barang-barang itu nantinya secara bertahap akan dikembalikan lagi ke Yunani.

Koleksi Stern menampilkan sekitar 161 karya yang dibuat di gugusan Pulau Cyclades di Laut Aegea, terutama pada awal Zaman Perunggu.

Kementerian Kebudayaan Yunani mengatakan bahwa banyak objek yang termasuk ke dalam koleksi tersebut, yang meliputi patung-patung dan vas, dianggap “sangat langka” atau merupakan contoh unik dari seni dan teknik peradaban Cycladic.

Kesepakatan antara Yunani dan The Met, yang diratifikasi oleh anggota parlemen Yunani pada bulan September, telah menimbulkan kontroversi di negara itu sendiri.

Oposisi serta banyak arkeolog dan konservator telah menyerukan agar barang-barang itu segera kembali secara permanen.

Lima serikat arkeolog, konservator, dan pegawai kementerian menyebut perjanjian itu sebagai “skandal” dalam sebuah pernyataan menjelang pembukaan.

“Benda-benda ini belum diperiksa secara legal apakah itu asli atau palsu, atau bagaimana mereka mendapatkannya dari Cyclades ke koleksi multimiliuner di New York,” kata mereka dalam pernyataan itu.

Sekelompok kecil pengunjuk rasa memegang spanduk putih di luar museum selama acara pada Rabu yang bertuliskan, “Mereka dicuri.”

Mitsotakis membela kesepakatan itu sebagai “rencana untuk solusi lain yang akan datang”.

Lewat kalimat itu, ia menyinggung “Pualam Elgin” yang pengembaliannya telah dikampanyekan Yunani sejak dipindahkan oleh diplomat Inggris Lord Elgin pada awal abad ke-19.

Pada masa itu, Lord Elgin adalah duta besar untuk Kekaisaran Ottoman yang dahulu memerintah Yunani.

Kini, British Museum yang menjaga kumpulan pahatan marmer itu telah mengesampingkan pengembaliannya.

 

Sumber: Reuters

spot_img

More Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -

Artikel Baru